Penemuan Kohl Grafit Tertua di Dunia Berhasil Terungkap

4 hours ago 7

Baru-baru ini, sejarah menggemparkan dengan penemuan kohl grafit tertua di dunia. Hasil temuan fenomenal ini memberikan gambaran terkait kebiasaan perawatan pribadi pada kaum elit di Zaman Besi. 

Baca Juga: Penemuan Fosil Dinosaurus Koleken Inakayali dengan Lengan Kecil

Penemuan Kohl Grafit Tertua di Dunia Berusia Sekitar 2.700 Tahun

Para ilmuwan berhasil mengungkap hasil temuan berupa kolh grafit tertua di dunia. Menurut penelitian, diperkirakan barang pada Zaman Besi tersebut berusia sekitar 2.700 tahun. Hasil temuan ini membawa sejarah baru yang memperkaya wawasan soal peninggalan dari masa lampau. 

Analisis Sampel Kohl

Ilmuwan di negara Irak berhasil menganalisis sampel Kohl, sebuah riasan mata tradisional yang digunakan oleh masyarakat daerah Timur Tengah kuno. Menurut penelitian, hasil temuan ini bersumber dari situs pemakaman Zaman Besi di wilayah Kani Koter Provinsi Kurdistan, Iran. 

Wilayah pemakaman tersebut berasal dari abad ke-9 hingga ke-7 sebelum masehi. Lebih tepatnya, pemakaman ini berada di tepi timur Kekaisaran Asyur yang menyediakan artefak terkait kehidupan masyarakat berstatus tinggi.

Lokasi pemakaman juga memuat artefak istimewa termasuk senjata, perhiasan, peralatan kuda, dan perlengkapan perawatan pribadi. Beberapa hasil temuan barang mencakup wadah keramik dengan zat hitam yang mirip seperti bubuk.

Para ilmuwan memeriksa hasil temuan tersebut dengan menggunakan teknik laboratorium canggih. Penggunaan alat ini mampu memeriksa isi dan mengungkap bahan-bahan yang digunakan dalam kosmetik kuno. 

Hasil penemuan kohl grafit tertua di dunia langsung dipublikasikan dalam Jurnal Archaeometry. Penemuan ini mengungkap bahan kosmetik yang terdiri dari campuran mineral dan kombinasi oksida mangan serta grafit alami. 

Sejarah Panjang Kohl

Sebagai kosmetik tradisional, kohl memiliki sejarah panjang yang tersebar luas di seluruh dunia kuno, termasuk Mesir. Jenis kosmetik ini banyak dimanfaatkan untuk tujuan estetika maupun pengobatan khusus. 

Baca Juga: Warna Tertua di Dunia Ditemukan Dari Fosil Purba

Dalam sejarahnya, resep tradisional seringkali berdasarkan pada bahan-bahan timbal yang terkenal memiliki warna hitam pekat. Sementara itu, sampel Kani Korter terbilang luar biasa, karena tidak mengandung timbal sama sekali. 

Sebaliknya, warna hitam pekat merupakan hasil dari pirolusit, mineral kaya mangan dan grafit yang mengkilap serta bersisik. Kandungan tersebut merupakan zat berbasis karbon yang banyak terdapat pada pensil modern, namun sangat langka pada masa kosmetik kuno. 

Penambahan Grafit Memberikan Daya Tarik Visual

Penemuan kohl grafit tertua di dunia membawa arti penting soal kosmetik yang menunjukkan adaptasi lokal. Dalam hal ini, para peneliti sepakat bahwa kombinasi mineral pada kosmetik terpilih karena tampilan dan ketersediaannya. 

Sebagai informasi, pegunungan Zagros yang berada di dekat Kani Koter memiliki bahan mangan dan grafit. Kemungkinan besar, para pengrajin di Zaman Besi memanfaatkan sumber daya alam lokal dalam membuat produk kosmetiknya. 

Penambahan grafit memang memberikan daya tarik tersendiri pada hasil visual riasan. Kualitas reflektif riasan mampu memberikan kilau metalik dengan struktur yang berlapis. Hal ini memungkinkan grafit melekat dengan baik, sehingga tercipta kombinasi yang cantik untuk riasan mata. 

Bahan Kosmetik Tradisional Terdegradasi

Para ilmuwan menarik kesimpulan bahwa penemuan kohl grafit tertua di dunia tidak mengandung senyawa organik, seperti minyak nabati atau lemak hewani. Sampel yang dianalisis mungkin hanya berasal dari bahan organik yang kemudian terdegradasi selama berabad-abad.  

Sebagai informasi, hasil temuan wadah kosmetik di pemakaman elit berisi sejumlah barang seperti perhiasan perak, cermin perunggu, dan aplikator gading. Berbagai temuan yang ada memberikan gambaran soal pentingnya penampilan secara budaya di kalangan elit Zaman Besi. 

Menariknya, budaya tampilan tersebut berlaku baik untuk wanita maupun pria. Faktanya, periode Asyur berhasil menunjukkan bahwa pria dan wanita memang mengenakan riasan mata serta celak yang memiliki kegunaan estetika. Hal ini menjadi simbolis budaya masa lampau yang mungkin juga berfungsi sebagai pengobatan. 

Tidak seperti penemuan di situs Iran Kuno dan Mesopotamia lainnya, Kani Koter membawa bukti yang berkembang soal tradisi kosmetik regional. Dalam hal ini, penggunaan resep celak mata yang melibatkan mangan dan grafit menunjukkan adanya varian yang mungkin tidak tercatat. Bisa jadi, tambahan resep kosmetik tersebut sesuai dengan selera, sumber daya, atau tren mode regional. 

Baca Juga: Fenomena Langka Airglow di Langit Corolado, Berhasil Diabadikan Fotografer

Penemuan kohl grafit tertua di dunia memberikan gambaran soal bagaimana tampilan masyarakat di Zaman Besi. Melalui penemuan ini, terlihat jelas bahwa kaum elit pada masa itu juga memperhatikan soal perawatan pribadi. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |