Lutpi, Pemuda Tunanetra Asal Tasikmalaya Tembus UNESA Lewat Jalur SNBT tapi Terkendala Biaya

2 days ago 15

harapanrakyat.com,- Muhamad Lutpi Alamin (24), pemuda penyandang disabilitas tunanetra sejak lahir asal Kampung Situgede, Desa Cibatuireng, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dinyatakan lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) SNPMB dan diterima sebagai mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA).

Lutpi menjadi satu-satunya siswa dari 31 Sekolah Luar Biasa (SLB) di Tasikmalaya yang berhasil menembus perguruan tinggi negeri melalui jalur seleksi tersebut. Kabar kelulusan itu ia terima saat berada di kantor pesantren tempatnya belajar. Melalui gadget-nya, ia membuka laman resmi SNPMB dan mendapati namanya tertera sebagai calon mahasiswa UNESA.

“Saya waktu itu di pesantren di Karangnunggal, di ruang kantor. Pas buka pengumuman, ternyata saya diterima di UNESA. Masih seperti mimpi,” kata Lutpi kepada harapanrakyat.com, Minggu (15/6/2025) sore.

Baca Juga: Jalan Rusak Puluhan Tahun di Tasikmalaya, Warga: PUPR Malah Klarifikasi Bukannya Perbaiki

Lutpi merupakan lulusan SLB Negeri Tamansari, Kota Tasikmalaya. Meski tak bisa melihat sejak lahir, semangat belajarnya tak pernah padam. Ia juga dikenal sebagai penghafal Al-Qur’an Juz 30 yang dibina oleh Majelis Taklim Tuna Netra Al Hikmah, Kota Tasikmalaya.

Perjuangannya menuju UNESA tidak mudah. SLB tempatnya menimba ilmu tak sepenuhnya mengajarkan materi setingkat SMA yang menjadi dasar SNBT. Sejak Februari 2025, Lutpi belajar secara otodidak dari YouTube, termasuk akun milik Leni Agustin, serta menggunakan aplikasi edukasi seperti Schooling dari Google Playstore.

Pemuda Tunanetra Asal Tasikmalaya Terkendala Biaya Kuliah

Namun di balik kabar baik itu, muncul kekhawatiran soal biaya kuliah dan kebutuhan hidup di Surabaya.

“Kata mamah, insyaAllah bisa buat sekolah, tapi untuk biaya sehari-hari belum tahu,” ujarnya lirih.

Ayah Lutpi, Abdul Kodir Al Amin, mengaku bahagia sekaligus bingung mencari biaya pendidikan anak sulungnya. Kodir kini tak lagi bekerja dan sudah lima tahun hanya terbaring karena penyakit lambung dan rematik kronis.

“Saya sekarang gak kerja. Soal biaya, angkat tangan. Tapi mudah-mudahan ada rezekinya,” ucap Kodir.

Baca Juga: Diduga Gegara Oven Lupa Dimatikan, Pabrik Kayu di Tasikmalaya Ludes Terbakar

Untuk mendukung kuliah Lutpi, keluarga tengah berupaya menjual sawah dan kebun yang menjadi satu-satunya aset mereka. (Apip/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |