Harapanrakyat.com,- Kementerian Agama (Kemenag) RI memastikan bahwa proses pemulangan jemaah haji Indonesia berjalan lancar meski sempat mengalami hambatan, dampak memanasnya konflik Israel dengan Iran serta keterlibatan Amerika Serikat.
Konflik antara Israel dan Iran, yang turut melibatkan Amerika Serikat, menyebabkan dua penerbangan tertunda selama beberapa jam.
Menteri Agama, Nasaruddin Umar menjelaskan, bahwa situasi sudah membaik, dan penerbangan kembali dapat melewati jalur udara yang sebelumnya terdampak.
“Ada dua penerbangan yang sempat tertunda, tapi tidak lama. Berkat doa semua jemaah, kini situasinya membaik. Jalur penerbangan yang sebelumnya melewati sekitar Qatar sudah bisa digunakan kembali,” ujar Nasaruddin usai memberikan pembekalan kepada peserta Retret Gelombang II di IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Kamis (26/6/2025).
Menteri Agama Khawatir Konflik Memanas Berdampak pada Jemaah Haji Indonesia
Ia mengungkapkan, kekhawatirannya jika konflik terus memanas, karena dapat berdampak lebih luas, termasuk pada pelaksanaan ibadah umrah. Pihaknya berharap, konflik yang terjadi di jalur penerbangan, tidak terus memanas.
“Kita semua berharap tidak ada lagi peperangan. Umrah juga bisa terdampak. Tidak ada pihak yang benar-benar diuntungkan dari konflik peperangan,” ungkapnya.
Terkait evaluasi pelaksanaan haji tahun ini, Nasaruddin menyatakan, secara umum ibadah berjalan dengan normal. Namun, ia mengakui adanya sejumlah kendala, yang dinilainya wajar mengingat skala besar penyelenggaraan.
“Kalau terlalu rapi, justru patut dipertanyakan. Kita bicara tentang dua juta orang berjalan bersamaan di tempat dan waktu yang sama. Wajar jika muncul masalah. Kita ini tamu di negeri orang, jadi tidak perlu membesar-besarkan hal-hal teknis,” ujarnya.
Menag juga melaporkan bahwa angka kematian jemaah haji tahun ini menunjukkan penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Namun, dua jemaah sempat dilaporkan hilang, dan salah satunya telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Baca Juga: Retret di Sumedang, Wamendagri Minta Kepala Daerah Tak Ragu Bubarkan Ormas Bermasalah
“Yang ditemukan itu memang sudah meninggal. Beliau mengidap demensia, dan tidak mampu mengingat identitas keluarganya. Faktor panas ekstrem, hingga 52 derajat Celsius, turut memperburuk kondisi kesehatannya,” pungkasnya. (Aang/R7/HR-Online/Editor-Ndu)