Gim Daring Bisa Jadi Jalan Raih Prestasi Hingga Beasiswa Bagi Pelajar, Tapi Orang Tua Harus Berperan

1 day ago 7

harapanrakyat.com – Keberadaan game online atau gim daring di Indonesia terutama Jawa Barat saat ini berkembang begitu pesat. Hal itu terlihat dari terbentuknya ekosistem maupun jumlah pemain terutama para pelajar yang makin banyak.

Baca Juga : Golkar Kabupaten Bandung Gelar Kompetisi MLBB, 64 Tim Beradu Skill

Pada 2022, tercatat ada 60 juta orang bermain gim daring dari berbagai usia mulai dari anak-anak hingga remaja, tak terkecuali pelajar di Indonesia. Sedangkan, di Jawa Barat ada sekitar 10 persen dari angka nasional atau sekitar 6 juta orang yang bermain gim daring.

Head of Business Development, Esports and Community Garena Indonesia, Wijaya Nugroho menilai, para orang tua, guru, dan sekolah harus mengambil peran. Hal itu untuk mengedukasi para pemain game online  di kalangan pelajar.

Hal itu bertujuan untuk menjaga ekosistem bermain gim daring di kalangan pelajar. Sehingga, mereka mendapatkan pengalaman bermain gim yang positif, aman, nyaman, tanpa menghilangkan keseruannya.

“Makanya kami adakan Garena Good Game ini yang pertama kali, pilot project (percontohan) dari kami. Jadi kami juga bisa terus menjaga ekosistem game yang aman, nyaman, dan juga sangat seru ini,” kata Wijaya di Pusdikhubad, Kota Cimahi, Jawa Barat, Selasa (17/6/2025).

Bisa Dapat Beasiswa Kuliah dari Bermain Gim Daring

Ia menambahkan, pelajar di SMK Pusdikhubad Cimahi memiliki potensi besar untuk menjadi pemain game online profesional. Mengingat, beberapa dari mereka berulang kali lolos ke jenjang regional Garena Youth Championship (GYC) maupun Liga Pelajar.

Namun, pelajar yang hendak mengikuti kejuaraan harus memasukkan nilai akademiknya sebagai salah satu persyaratan. Sebab, pihaknya ingin pemain ini bisa menyalurkan hobi tanpa mengesampingkan kewajiban belajar.

Kepala SMK Pusdikhubad Cimahi, Budi Laswardi menuturkan, pihaknya memfasilitasi pelajar untuk mengembangkan hobi mereka melalui ekstrakurikuler. Sehingga, ketika mereka bermain gim daring, para pengajar ekstrakurikuler itu bisa memberikan edukasi dan mengatur porsi.

“Sejak dua tahun lalu kami sudah ada ekstrakurikuler eSport. Alhamdulillah beberapa siswa yang ikut jadi juara. Kami selalu ingatkan bagaimana bermain yang tidak lupa dengan waktu,” kata Budi.

Baca Juga : Begini Respon Peserta Kompetisi MLBB di DPD Golkar Kabupaten Bandung!

Psikolog Klinis Anak dan Remaja, Mischa Indah Mariska mengatakan, para orang tua harus sering berkomunikasi dengan anak yang hobi bermain gim daring. Hal itu agar para orang tua tidak lepas kontrol terhadap anak terutama usia belia ketika bermain game online

“Baiknya orang tua dan anak itu berkomunikasi. Orang bisa memantau sejauh mana anak ini main gim,” kata Mischa.

Dalam memantau anak, para orang tua harus mengetahui gim daring apa sedang mereka mainkan. Sehingga, pemilihan game online dan waktu bermainnya dapat orang tua sesuaikan dengan usia anaknya.

“Kalau berlebih, sudah pasti bisa menimbulkan adiksi. Pengaruhnya langsung ke emosi kalau terlalu lama bermain. Misalkan, kalah terus, secara psikis sudah pasti kelelahan. Akhirnya memunculkan gangguan emosi dan perilaku,” tuturnya.

Dengan demikian, orang tua harus bisa memberikan batasan durasi bagi anak ketika bermain gim daring. Apabila, orang tua memberikan waktu dua jam untuk bermain gim daring, mereka harus membaginya dalam beberapa sesi. (Reza/R13/HR Online/Editor-Ecep)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |