Melihat Sejarah Benteng Palasari Sumedang, Peninggalan Belanda yang Masih Kokoh

1 month ago 54

Bagi siapa pun yang berkunjung ke Kota Sumedang, Jawa Barat, jangan sampai melewatkan salah satu destinasi wisata bersejarah yang menarik, yaitu Benteng Palasari Sumedang. Benteng Palasari merupakan peninggalan masa penjajahan Belanda yang masih berdiri kokoh hingga saat ini. Lokasinya berada di kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Gunung Palasari, tepatnya di Kelurahan Pasanggrahan Baru, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang.

Baca Juga: Sejarah Museum Ullen Sentalu Jogja yang Memikat Wisatawan

Selain nilai sejarahnya yang kuat, suasana alam di sekitar benteng juga menyuguhkan pemandangan yang asri dan menenangkan, menjadikannya tempat yang tepat untuk berwisata sambil mengenal lebih dalam warisan sejarah Indonesia.

Benteng Palasari Sumedang Peninggalan Belanda

Benteng yang letaknya ada di Gunung Palangsari di Sumedang ini bukan menjadi satu-satunya situs bersejarah yang orang-orang Belanda tinggakan di daerah tersebut. Selain Benteng Gunung Palasari, ternyata masih ada begitu banyak peninggalan budaya lainnya dari masa hadirnya Pemerintahan Hindia Belanda di Kabupaten Sumedang.

Kisah Sejarah

Benteng Gunung Palasari merupakan salah satu situs bersejarah di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, yang menyimpan kisah masa penjajahan Belanda. Menurut catatan sejarah dan situs resmi Pemerintah Kabupaten Sumedang, benteng ini dibangun pada tahun 1913, dan proses pembangunannya berlangsung hingga sekitar tahun 1917.

Bangunan benteng ini mengelilingi puncak Gunung Palasari, yang terletak di kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Gunung Palasari, Kelurahan Pasanggrahan Baru, Kecamatan Sumedang Selatan. Dengan ketebalan dinding mencapai 60 sentimeter, struktur Benteng Palasari Sumedang ini terbukti sangat kokoh dan tahan terhadap perubahan cuaca maupun kondisi tanah di sekitarnya.

Struktur dan Keunikan Benteng

Terdapat delapan bangunan benteng pertahanan di lokasi ini, dan seluruhnya masih berdiri utuh hingga kini. Setiap bangunan memiliki sejumlah ruangan dengan ukuran rata-rata 2 x 7 meter. Desain arsitekturnya menampilkan gaya kolonial khas abad ke-20, dengan dominasi warna putih dan bentuk art deco yang menonjol.

Pada bagian depan benteng, terdapat dua lubang yang menyerupai jendela dan pintu. Lubang-lubang ini digunakan oleh tentara Belanda untuk mengintai serta menembak musuh yang datang dari arah Bandung maupun Cirebon. Lokasinya yang berada di ketinggian memungkinkan area pengawasan yang luas dan strategis.

Destinasi Wisata Sejarah dan Alam

Selain nilai sejarahnya, kawasan benteng juga menyimpan kekayaan alam. Lebih dari 205 jenis tanaman tumbuh di sekitar area Tahura Gunung Palasari, menjadikannya tempat yang ideal untuk wisata edukatif sekaligus rekreasi alam. Karena itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang menetapkan lokasi ini sebagai salah satu destinasi wisata unggulan.

Meski telah berusia lebih dari satu abad, Benteng Gunung Palasari tetap berdiri kokoh dan terus menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Sumedang. Tempat ini sangat cocok dikunjungi oleh para pecinta sejarah, peneliti, maupun wisatawan yang ingin menikmati perpaduan alam dan warisan budaya.

Ruangan di Dalam Benteng

Konon, setiap ruangan di dalam Benteng Palasari Sumedang memiliki fungsi yang berbeda-beda sesuai kebutuhan militer Belanda pada masanya. Beberapa ruangan diketahui merupakan bekas barak tentara, tempat para pasukan tinggal dan beristirahat. Ada pula ruang penyimpanan senjata, yang digunakan untuk menimbun persenjataan penting secara aman.

Tak hanya itu, terdapat juga ruangan yang diduga dulunya menjadi tempat pemasungan, mungkin digunakan untuk menghukum atau menahan pihak tertentu. Namun yang menarik perhatian adalah sebuah ruangan khusus di bangunan pertama benteng yang tidak memiliki ventilasi sama sekali. Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat, ruangan tanpa ventilasi ini dipercaya sebagai tempat penyimpanan senjata atau amunisi yang sengaja dirancang tertutup demi keamanan.

Baca Juga: Sejarah Pabrik Tjipetir, Jejak Industri yang Mendunia dari Sukabumi

Rangkaian ruangan ini menambah daya tarik sejarah dari Benteng Palasari. Hal itu menjadikannya bukan hanya sebagai bangunan pertahanan, tetapi juga sebagai saksi bisu dari berbagai aktivitas militer di masa kolonial Belanda.

Konon Terdapat Ruangan Angker

Ada hal unik di dalam benteng ini. Dari sekian banyak ruangan yang ada, ternyata terdapat salah satu ruangan yang jika pengunjung datang hawanya cukup mencekam. Ini karena ruangan tersebut lumayan angker. Ruangan tersebut katanya bisa membuat bulu kuduk berdiri ketika pengunjung memasukinya. Selain itu, ini juga disebabkan karena ukuran ruangannya terbilang lebih luas dari ruangan lainnya.

Karena ukurannya yang luas, yakni 2 x 7 meter persegi, ruangan ini juga terdapat tempat atau alat khusus yang berguna untuk memasung orang.

Menjadi Benteng Pertahanan

Di sisi lain, benteng ini rupanya juga menjadi tempat pertahanan atau barak untuk pasukan Hindia Belanda. Tidak hanya itu, sebab tempat ini juga menjadi lokasi penyimpanan mesiu maupun pos observasi. Kenapa? Karena lokasi dari Benteng Palasari Sumedang ini terletak di atas puncak bukit dengan adanya ketinggian sekitar 645 meter di atas permukaan laut.

Benteng Paling Tua

Fakta menariknya, Benteng Palasari Sumedang ini ternyata menjadi benteng yang paling tua daripada tiga benteng lainnya yang terletak di wilayah Sumedang. Benteng itu adalah Benteng Pandjoenan Gunung Koentji di tahun 1917, Benteng Pasir Laja, serta Benteng Pasil Kolecer.

Menurut informasinya, Benteng Gunung Kunci menjadi benteng yang paling muda daripada benteng yang sudah ada sejak dulu, salah satunya Palangsari. Akan tetapi, memang tempat ini jauh lebih populer daripada benteng lainnya karena punya akses terdekat dengan pusat kota Sumedang. Selain itu, fasilitasnya juga jauh lebih lengkap.

Destinasi Wisata

Benteng yang punya struktur bagunan unik karena menyerupai Benteng Pendem. Sebab di bagian atasnya tertutup tanah ini mampu menarik perhatian banyak orang. Pengunjung yang datang bisa merasakan adanya atmosfer zaman kolonial yang terasa sangat kuat di setiap bangunannya. Adanya suasana ini juga mampu memberikan pengalaman wisata yang sangat berbeda daripada destinasi alam yang biasanya.

Pemerintah setempat menetapkan adanya harga tiket masuk (HTM) yang cukup terjangkau, yaitu hanya Rp5.000 saja per orangnya. Harga ini cocok untuk semua kalangan, termasuk wisatawan pelajar maupun keluarga.

Baca Juga: Sejarah Silat Cimande, Aliran Seni Bela Diri Tertua di Indonesia

Pada akhirnya, objek wisata Benteng Palasari Sumedang yang terletak di Jawa Barat ini bisa menjadi destinasi bersejarah yang punya fasilitas serta pelayanan cukup baik. Adapun hal itu seperti terdapat area parkir kendaraan, mushola, kamar mandi, penginapan, dan juga yang lainnya. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |