harapanrakyat.com,- Sampah di area genangan air bendungan Leuwikeris Ciamis, Jawa Barat, menjadi masalah yang tak kunjung selesai ditangani oleh pemerintah, khususnya Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy sebagai pengelola bendungan.
Sejak saat dimulai penggenangan pertengahan tahun 2024 lalu, sampah di area bendungan Leuwikeris terus menumpuk. Kondisi ini memperburuk suasana area bendungan yang selama ini digadang-gadang bakal menjadi daya tarik wisatawan.
“Sampahnya gak habis habis, terus menumpuk di sekitar genangan badan bendungan. Pemandangan jadi kumuh,” ungkap Iwan, salah seorang pengunjung ke kawasan spot Raden Patih Dusun Guha, Desa Handapherang, Kecamatan Cijeungjing Jumat (8/8/2025).
Ia mengaku beberapa kali datang ke lokasi bendungan Leuwikeris, untuk menikmati pemandangan sambil makan timbel di lokasi spot wisata Raden Patih. “Suasana kumuh sareukseuk, sehingga saya kira orang yang datang ke sini pasti kapok. Niatnya melihat pemandangan bendungan, tapi malah disuguhi sampah,” katanya.
Padahal kata dia, jika tidak ada sampah, spot Raden Patih di bendungan Leuwikeris sangat bagus untuk dijadikan wisata. Di lahan sekitar bendungan bisa dibangun gazebo-gazebo untuk memanjakan pengunjung melihat keindahan bendungan.
“Saya sebagai warga Ciamis sih berharapnya potensi wisata segera dioptimalkan. Sayang sekali jika dibiarkan, karena potensinya luar biasa,” pungkas Iwan.
Baca juga: DPRD Ciamis Respon Keluhan Masyarakat Soal Potensi Ekonomi Bendungan Leuwikeris
Sampah di Area Bendungan Leuwikeris Ciamis Tak Pernah Habis
Warga sekitar bendungan Leuwi Keris yang juga merupakan pedagang kopi di area Raden Patih, Jenal Aripin mengakui jika sampah di bendungan Leuwi Keris tidak ada habisnya. “Apalagi kalau habis hujan besar, di sini jadi lokasi terakhir kiriman sampah dari daerah hulu,” ucapnya.
Warga sekitar bukan tidak peduli dengan sampah yang menumpuk, namun posisi sampah berada di atas genangan air yang kedalamannya bisa mencapai puluhan meter. “Mau mungutin sampahnya juga sulit dan sangat bahaya. Jadi warga tidak bisa berbuat apa-apa, bukan tidak ingin membantu,” jelas Jenal.
Beberapa bulan lalu, memang sempat ada penanganan sampah dari pihak BBWS menggunakan perahu besar yang bisa langsung mengangkat sampah dari air. Namun itu tidak maksimal, karena hanya satu unit saja. “Sekarang justru tidak ada lagi aktivitas penanganan sampah dari pihak BBWS. Sampah jadi semakin menumpuk saja,” ujarnya.
Kondisi ini tentu sangat disesalkan masyarakat sekitar bendungan. “Masyarakat hanya kebagian sampah dari keberadaan bendungan Leuwikeris. Tolong ke pemerintah untuk memperhatikan, karena ini urusannya lingkungan yang menjadi tidak sehat,” pungkas Jenal. (Jujang/Editor Jujang)