Sebelum Indonesia terbentuk sebagai sebuah negara kesatuan, wilayah Nusantara terdiri atas berbagai kerajaan. Mulai dari pengaruh Hindu-Buddha hingga penyebaran ajaran Islam, semua berkembang dari masa ke masa. Salah satu penanda penting dalam transisi ini adalah sejarah Kerajaan Islam Demak.
Baca Juga: Sejarah Islam Masuk ke Aceh Lengkap Dengan Perkembangannya
Dimana Kesultanan Demak menjadi kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yang muncul pada akhir abad ke-15. Kesultanan ini tak hanya menjadi pelopor dalam penyebaran agama. Melainkan juga memiliki pengaruh politik sekaligus militer yang luas, bahkan hingga ke luar Pulau Jawa.
Sejarah Kerajaan Islam Demak pada Awal Masa Berdirinya
Jauh sebelum menjadi kerajaan mandiri, Demak pada dasarnya merupakan bagian dari Kadipaten Majapahit. Namun, seiring melemahnya kekuasaan, wilayah tersebut sedikit demi sedikit melepaskan diri.
Cikal bakal kawasannya populer dengan nama Bintoro, sebuah daerah yang awalnya berupa hutan belantara. Kemudian, Raden Patah, tokoh keturunan Majapahit yang sempat berguru kepada Sunan Ampel melakukan “babat alas”.
Dengan tekad serta dukungan para wali hingga rakyat banyak, Demak berkembang menjadi pusat kekuasaan baru bercorak Islam. Setelah masa pemerintahan Raden Patah berakhir, kepemimpinan berlanjut ke tangan Sumangsang, cucunya.
Kepemimpinan Pati Unus dan Ekspansi ke Malaka
Sekitar tahun 1507, sejarah mencatat adanya tampuk kekuasaan di Kerajaan Islam Demak. Sehingga penguasa kala itu berpindah ke tangan Pati Unus atau Pangeran Sabrang Lor. Di bawah kepemimpinannya, Demak mulai memperkuat pengaruh sebagai kerajaan maritim terkuat.
Salah satu ambisi politiknya adalah memperluas kekuasaan hingga ke Selat Malaka dan Laut Jawa. Maka, pada 1512 hingga 1513, Pati Unus melancarkan ekspedisi militer ke Malaka sebagai bagian dari strategi tersebut. Meskipun belum sepenuhnya berhasil, hal tersebut telah mampu menunjukkan ambisi besar Demak dalam kawasan maritim Nusantara.
Penaklukan Majapahit dan Dominasi atas Pulau Jawa
Tahun 1527 menjadi tonggak penting dalam sejarah Demak, ketika ibu kota Kerajaan Majapahit berhasil mereka kuasai. Peristiwa itu menandai berakhirnya dominasi Majapahit sekaligus memperkuat posisi Demak sebagai kekuatan baru di Pulau Jawa.
Sejumlah kerajaan kecil di sekitarnya pun takluk di bawah kekuasaan Demak. Seperti halnya Tuban, Pengging, Klungkung, Terung, Bagelen, hingga Banyumas.
Selain kerajaan-kerajaan kecil bercorak Islam, wilayah yang masih beraliran Hindu juga berhasil mereka kuasai. Ini terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun setelahnya. Namun pada periode yang bersamaan, kepemimpinan tertinggi di Demak sudah mengalami perubahan.
Masa Kejayaan di Bawah Sultan Trenggana
Sejarah dari puncak kejayaan Kerajaan Islam Demak terjadi di bawah pemerintahan Sultan Trenggana. Kala itu, Kesultanan sukses melakukan ekspansi besar-besaran ke berbagai wilayah. Terutama pelabuhan-pelabuhan utama di pesisir Jawa hingga ke daerah pedalaman.
Salah satu keberhasilan militernya adalah penaklukan Sunda Kelapa pada 1527. Wilayah ini sebelumnya berada dalam kekuasaan Kerajaan Sunda. Mereka memiliki aliansi dengan Portugal sejak 1511.
Baca Juga: Sejarah Pangeran Papak dan Napak Tilas Dakwah Islam di Garut
Aliansi tersebut Demak anggap sebagai ancaman serius. Maka, bersama pasukan gabungan dari Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah, pasukan Demak berhasil merebut Sunda Kelapa. Mereka turut mengusir Portugis dan mengganti nama pelabuhan menjadi Jayakarta.
Tak hanya di Jawa, kekuasaan Demak juga meluas hingga ke luar pulau. Termasuk Jambi dan Palembang di kawasan timur Sumatera. Bahkan menguasai sejumlah wilayah bekas Majapahit di Jawa Timur, seperti Madura, Surabaya, hingga Malang.
Perekonomian yang Makmur
Sebagai kerajaan maritim dan agraris, perekonomian Demak berkembang pesat. Produk ekspor utamanya tak main-main yang meliputi beras, rempah-rempah, dan buah-buahan, ke wilayah Melaka serta Maluku menggunakan jung dan penjajap. Selain itu, Demak juga terkenal sebagai pusat penimbunan padi dari daerah pertanian sekitarnya.
Setelah keruntuhan Juwana pada tahun 1513, peran Demak sebagai pusat ekonomi semakin vital. Kerajaan pun terlibat dalam kegiatan impor, khususnya dari wilayah seperti Gujarat dengan barang-barang seperti hewan ternak dan kain-kain.
Masa Kemunduran dan Akhir Kesultanan Demak
Kemunduran Demak bermula ketika Trenggana terbunuh pada 1546 dalam pertempuran melawan wilayah Panarukan. Tak lama setelahnya, Sunan Prawoto naik takhta. Namun pemerintahannya singkat karena pada 1547 ia terbunuh oleh utusan Arya Penangsang. Arya Penangsang adalah penguasa Jipang yang memiliki ambisi merebut takhta Demak.
Baca Juga: Kupas Tuntas Sejarah Munculnya Ilmu Balaghah dalam Islam
Situasi politik pun semakin tidak stabil dan perang saudara pecah. Konflik mencapai puncaknya ketika Arya Penangsang terbunuh oleh Sutawijaya, anak angkat Joko Tingkir. Dalam hal ini, Joko Tingkir adalah menantu Trenggana. (R10/HR-Online)