Salah satu sahabat nabi yang dikenal larinya kencang adalah Salamah bin Akwa. Bahkan kecepatan larinya lebih cepat daripada kijang dan kuda. Hal tersebut membuat tak seorang pun bisa mengejarnya.
Baca Juga: Dhamrah bin Ishaq, Sahabat Nabi yang Wafat Saat Berhijrah
Selain dikenal sebagai seorang pelari yang cepat, Salamah juga menjadi seorang pemanah terkemuka bangsa arab, dermawan, tokoh pemberani dan gemar berbuat kebajikan. Ia juga menjadi salah satu tokoh periwayat hadist.
Sahabat Nabi yang Larinya Kencang, Salamah bin Akwa
Salamah bin Akwa bukan hanya seorang sahabat masyhur. Namun ia adalah sahabat mulia dan seorang pahlawan pemberani yang dapat berlari dengan cepat.
Pahlawan Cilik Pemberani
Salah satu keistimewaan Salamah sudah tampak saat ia memasuki usia 12 tahun. Pada suatu hari, terdengar suara hiruk pikuk dari daerah Ghabah, dimana unta-unta Rasulullah SAW digembalakan. Ghabah merupakan perkampungan yang memiliki jarak sekitar 8 km dari Madinah.
Salamah mendaki bukit dan melihat komplotan perampok merampas unta tersebut dan membunuh penggembalanya. Pemimpin dari komplotan perampok tersebut adalah Uyainah Al-Fajari.
Kemudian Salamah mendaki bukit di atas kota Madinah dengan berlari cepat dan berteriak keras untuk memberitahu terkait perampokan tersebut. Ia lantas menuruni bukit dan mengejar perampok dengan menghujani mereka menggunakan anak panah. Perampok tersebut mengira sedang dikejar sekelompok orang, sehingga mereka berlarian menyelamatkan diri takut terkena anak panah.
Pandai Memanah
Salamah bin Akwa berhasil menyelamatkan unta milik Rasulullah SAW. Ia kemudian mendapat hadiah busur dan anak panah dari Rasulullah SAW.
Selain mempunyai kecepatan dalam berlari. Salamah mahir dalam peperangan jalan kaki, melempar tombak, lembing hingga memanah. Bidikan dari Salamah bin Akwa ini tak pernah meleset. Rasulullah SAW sangat kagum akan keberanian dari Salamah bin Akwa karena sudah menyelamatkan unta miliknya.
Siasat perang gerilya Salamah sangat jitu, ketika musuh datang menyerang, ia mulai menarik mundur pasukannya ke belakang. Namun jika musuh kembali atau sedang beristirahat maka akan mulai menyerang tanpa ampun.
Siasat tersebut mampu menghalau tentara yang menyerang luar kota Madinah. Dalam peperangan Dzi Qarad, ia pergi membuntuti pasukan musuh seorang diri.
Selanjutnya memerangi dari Madinah hingga Nabi datang membawa bala bantuan bersama sahabat-sahabatnya. Hingga pada akhirnya Rasulullah mengatakan kepada sahabat-sahabatnya bahwa Salamah bin Akwa adalah tokoh pasukan jalan kaki terbaik.
Salamah yang dermawan rela mengabulkan permintaan apa saja, termasuk untuk jiwanya jika atas nama Allah. Rupanya hal ini banyak orang ketahui, namun ia berkata, ‘Jika bukan atas nama Allah, maka atas nama siapa lagi akan memberi”.
Sebab Masuk Islam Terbilang Unik
Sebab Salamah bin Akwa masuk Islam terbilang cukup unik. Hal tersebut karena seekor hewan buas yang bisa berbicara dengannya. Kemudian binatang tersebut mengenalkannya pada nabi Muhammad SAW.
Pemanah bangsa Arab yang pemberani ini menyerahkan dirinya untuk menganut Islam secara benar dan sepenuh hati. Rasulullah SAW bersama sahabat pada tahun 6 H berangkat dari Madinah untuk berziarah ke Ka’bah. Namun di tengah perjalanan orang Quraisy menghalangi sehingga Rasulullah mengutus Utsman bin Affan menyampaikan tujuan mereka bukan untuk berperang, melainkan hanya berziarah.
Baca Juga: Khalid bin Walid, Sahabat Nabi Memukul Jin dan Membunuhnya
Ketika menunggu Utsman kembali, tersiar kabar bahwa orang Quaisy telah membunuhnya. Lalu Rasulullah duduk di bawah sebatang pohon dan menerima baiat dari sahabatnya sehidup semati demi seseorang.
Orang yang telah memenuhi isi dari baiat tersebut adalah Salamah. Bahkan sebelum baiat diikrarkan, ia juga mengucap “Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah”.
Salamah berkata bahwa ia pernah ikut berperang bersama Rasulullah SAW tujuh kali. Kemudian sebanyak sembilan kali bersama Zaid bin Haritsah.
Nama Akwa dari Salamah bin Akwa bukanlah dari ayahnya, tapi kakeknya. Sebab, namanya adalah Salamah bin Amr bin al-Akwa. Salamah tinggal di Rabdzah dan wafat di kota Madinah tahun 74 H. Pada waktu itu usianya 80 tahun.
Baca Juga: Sahabat Nabi yang Galak untuk Menegakkan Keadilan dalam Islam
Sahabat nabi yang larinya kencang ini tewas di perang Khaibar, ia memukulkan pedangnya ke seorang musyrik. Namun pedang tersebut terbalik dan menghujam ubun-ubunnya yang menyebabkan kehilangan nyawa. (R10/HR-Online)