harapanrakyat.com,- Potensi wisata bendungan Leuwikeris di Kabupaten Ciamis, Jabar, saat ini belum bisa dioptimalkan oleh pihak manapun, termasuk oleh pemerintah Desa (Pemdes) sebagai wilayah yang terdampak.
Hal itu diakui Kepala Desa Handapherang, Kecamatan Cijeungjing, Tantan Sontani Selasa (5/8/2025) di kantornya. Ia menyebut, jika Desa Handapherang merupakan wilayah yang paling terdampak pembangunan bendungan Leuwikeris.
“Badan bendungan Leuwikeris berada di Desa Handapherang Kabupaten Ciamis. Ada 2 Dusun (kampung) menjadi lokasi paling dekat ke bendungan,” ungkap Tantan.
Meski demikian, pihaknya saat ini belum bisa mengambil peluang ekonomi dari keberadaan bendungan yang menghabiskan biaya Rp 3,5 triliun tersebut. Menurutnya, potensi wisata untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sudah nampak. Namun, pihaknya masih bingung melangkah.
Persoalannya lanjut Tantan, lahan-lahan potensial untuk dijadikan tempat wisata merupakan milik BBWS Citanduy. Sampai saat ini, pihak pemerintah khususnya BBWS Citanduy belum memberikan informasi apapun terkait daerah-daerah mana saja yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan wisata.
“Kita Pemdes mau melangkah membangun spot wisata di lahan BBWS, takut nanti disalahkan. Misalnya karena melakukan aktivitas di lokasi zona merah,” ucapnya.
Padahal antusias masyarakat untuk mengelola lahan sekitar bendungan Leuwikeris cukup tinggi. “Dulu waktu awal peresmian, terdapat wisata dadakan yang dikelola masyarakat. Alhamdulillah menjadi ladang perputaran ekonomi warga lokal. Tapi saat ini sepi kembali, apalagi sesudah ada pemagaran di areal kawasan bendungan,” jelas Tantan.
Baca juga: Soal Potensi Wisata Bendungan Leuwi Keris, Kadis Pariwisata Ciamis Ajak Pemdes Kolaborasi
Pemagaran Kawasan Bendungan Leuwikeris Ciamis
Pemagaran kawasan bendungan tambah Tantan, sebenarnya dikeluhkan masyarakat sekitar. Hal itu karena masyarakat tidak bisa melakukan aktivitas ekonomi, misalnya berdagang di lokasi spot pemandangan bendungan.
“Masyarakat meradang dan menyebut, jika keberadaan bendungan Leuwi Keris tidak memberi manfaat apapun kepada masyarakat sekitar. Khususnya segi peningkatan ekonomi,” katanya.
Dengan kondisi seperti ini, Tantan berharap pemerintah daerah (Pemda) Ciamis bisa ikut menjembatani aspirasi warga dengan pihak BBWS Citanduy. Pemda Ciamis dulu pernah beberapa kali menggelar pertemuan dengan BBWS. Melibatkan sejumlah Pemdes dan kelurahan terkait pemanfaatan kawasan bendungan. Namun hingga saat ini tidak ada tindak lanjutnya.
“Kuncinya itu ada di BBWS Citanduy, karena lahan bendungan Leuwikeris di Ciamis merupakan kewenangan mereka. Kita Pemdes dan lembaga-lembaga di Desa tidak akan bisa bergerak. Jika belum ada kejelasan soal pemanfaatan kawasan bendungan dari pemerintah yang lebih atas,” pungkasnya. (Jujang/Editor Jujang)