harapanrakyat.com,- Ade Rukanda Koswara, tokoh masyarakat sekaligus pengurus KUD Minarasa Batukaras, mengungkap kondisi memprihatinkan Pantai Sanghiangkalang, Batukaras, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran yang digerus abrasi. Area pantai seluas sekitar 2 hektar yang merupakan aset Pemprov Jawa Barat itu rencananya akan dibangun pelabuhan dan fasilitas pendukung sejak era Gubernur Ahmad Heryawan hingga kini di masa Kang Dedi Mulyadi.
Pantai Batukaras sendiri dikenal sebagai destinasi wisata favorit sekaligus sentra perikanan. Tercatat ada sekitar 600 nelayan tetap dengan 400 perahu, dan 300 nelayan pendatang dengan 150 perahu.
Sejak 1986, dua unit pelelangan ikan dikelola KUD Minarasa, menghasilkan rata-rata 900 ton ikan per tahun dengan nilai sekitar Rp17,5 miliar. Pelelangan ikan ini bahkan menyumbang PAD sebesar Rp612,5 juta per tahun.
Menurut Dinas KPKP Kabupaten Pangandaran, nelayan Batukaras termasuk sangat aktif menjual ikan ke pelelangan. Jika diranking, posisi mereka berada di urutan kedua setelah nelayan Pangandaran. Kondisi ini menunjukkan bahwa Batukaras memiliki potensi perikanan yang cukup besar bagi Kabupaten Pangandaran.
Baca Juga: Lakukan Penganiayaan di Pinggir Jalan, Pria di Pangandaran Ditangkap Polisi
Abrasi Bikin Pantai Batukaras Terancam Hilang
Setiap tahun, wilayah ini mengalami dua musim angin, yaitu angin barat dan angin timur. Panen ikan biasanya melimpah saat musim angin timur. Namun, pada masa peralihan dari angin barat ke angin timur, yang dikenal dengan musim pancaroba, sering terjadi gelombang tinggi, angin kencang, dan curah hujan besar. Kondisi ini memicu abrasi yang cukup parah di Pantai Batukaras, dan masalah tersebut telah berlangsung sejak lama.
“Dulu, saat saya masih kecil, area pantai di sini begitu luas hingga bisa dipakai bermain bola. Kini, setiap tahun sekitar 5 meter garis pantai terkikis, pohon-pohon besar tumbang, dan hampir habis. Akibatnya, para nelayan tak lagi bisa menyimpan perahu di tepi pantai saat air pasang. Mereka terpaksa harus memarkirkannya di halaman Pelelangan Ikan,” ujar Ade, Rabu (13/8/2025).
Dengan kondisi seperti sekarang, lanjut Ade, diperkirakan dalam setahun ke depan bangunan Pelelangan Ikan milik Pemprov Jawa Barat berisiko rusak diterjang ombak. Apalagi jika abrasi dibiarkan tanpa penanganan.
”Ini mohon maaf ya, saya katakan kondisi pantai kini semakin parah. Nelayan terpaksa menyimpan perahu di badan jalan karena ombak laut membuat penyimpanan di tepi pantai mustahil dilakukan. Pohon-pohon di sepanjang pantai hampir habis, bahkan setiap hari ada yang tumbang. Situasinya begitu memprihatinkan hingga perahu nelayan kini sudah sampai terparkir di pintu masuk Pelelangan Ikan,” katanya.
Solusi Tangani Abrasi di Pantai Batukaras Pangandaran
Menurutnya, pembangunan kolam pelabuhan sangat dibutuhkan untuk menyimpan perahu para nelayan, baik nelayan tetap maupun pendatang.
“Selain pembangunan kolam labuh sesuai rencana, diperlukan juga penanganan abrasi yang kini menggerus garis pantai Batukaras sepanjang lebih dari 3 kilometer, terutama saat musim angin timur. Kondisinya sudah sangat memprihatinkan,,” katanya.
Lanjut Ade, jika dibiarkan setahun lagi, tanah pantai akan habis, termasuk jalan provinsi yang dibangun bersamaan dengan Jembatan Sodongkopo Nusawiru.
“Ini saja, sekitar 700 meter ke utara dari Pelelangan Ikan Sanghiangkalang, aspal jalan sudah mulai tergerus air laut ketika pasang. Bahkan seluruh pohon di tepi pantai pun sudah habis,” katanya.
Ade menuturkan, di depan Pelelangan Ikan yang lama, perahu nelayan kini hampir memenuhi badan jalan. Bahkan di depan Penginapan KUD Minarasa, perahu sudah benar-benar berada di jalan. Akibatnya bus tidak bisa melintas dan harus menggunakan jalur alternatif.
“Jika kondisi ini terus dibiarkan, dampaknya akan merembet ke sektor pariwisata. Lalu lintas menuju Pantai Batukaras bisa macet total,” tegas Ade.
Oleh karena itu, menurut Ade, selain membangun pelabuhan untuk menampung perahu nelayan, perlu juga dibuat penahan abrasi sepanjang pantai Batukaras, seperti yang ada di Pantai Timur Pangandaran.
“Idealnya, kedua pembangunan ini berjalan bersamaan, pelabuhan dibangun oleh Pemprov Jawa Barat, sementara penahan abrasi ditangani BBWS, sebagaimana proyek yang tengah dikerjakan di Karang Tirta,” katanya.
Ade menegaskan, permohonan ini bukan sekadar keinginan warga nelayan atau pelaku wisata Batukaras, melainkan kebutuhan mendesak.
Baca Juga: Nelayan Batukaras Pangandaran Keluhkan Abrasi Pantai
“Mohon maaf yang diajukan ini bukan keinginan warga nelayan Batukaras, atau warga wisata Batukaras, ini merupakan kebutuhan yang sangat mendesak. kalau tidak Pantai Batukaras akan habis oleh alam, padahal wisata Batukaras dan hasil Perikanan Batukaras termasuk sangat diandalkan oleh Pemda Kabupaten Pangandaran,” tegasnya. (Madlani/R7/HR-Online/Editor-Ndu)