Para astronom telah menemukan galaksi berotasi yang sangat padat dan muncul hanya 900 juta tahun setelah Big Bang, yakni Galaksi Cosmic Grapes. Penemuan ini tentu mengungkap pemahaman baru mengenai bagaimana galaksi tumbuh dan juga berevolusi di alam semesta.
Baca Juga: Galaksi Zhulong Kembaran Bima Sakti, Berusia 12 Miliar Tahun
Alasan mengapa bernama “cosmic grapes”, karena galaksi ini bentuknya menyerupai setangkai anggur raksasa. Temuan ini tidak hanya sekadar unik secara visual, namun juga memberi wawasan baru.
Galaksi Cosmic Grapes Punya Gumpalan Bintang?
Alam semesta memang masih menyimpan banyak kejutan. Salah satunya terungkap melalui laporan Space (dot) com, ketika para astronom menemukan sebuah galaksi yang bentuknya menyerupai setangkai anggur raksasa di angkasa. Temuan ini tidak hanya unik secara visual. Sebab juga membuka wawasan baru mengenai proses pembentukan galaksi pada masa-masa awal sejarah kosmos.
Galaksi yang berjuluk Cosmic Grapes ini terbentuk sekitar 930 juta tahun lalu. Setelah Big Bang terbentuk dan memiliki lebih dari 15 gumpalan raksasa pembentuk bintang yang tersusun rapat di dalam piringan berputar. Struktur tersebut menciptakan pola menyerupai setangkai anggur ungu bercahaya di ruang angkasa.
Penemuan ini berhasil dikonfirmasi berkat pengamatan gabungan dua teleskop tercanggih di dunia, yakni James Webb Space Telescope (JWST) milik NASA dan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA). Hal itu memungkinkan para ilmuwan mengamati detail struktur galaksi tersebut dengan presisi tinggi.
Pengamatan Para Astronom
Ketiga instrumen tersebut memusatkan pengamatan pada satu galaksi yang berhasil diperbesar secara sempurna oleh gugus galaksi latar depan melalui efek lensa gravitasi. Fenomena ini terjadi ketika sebuah objek supermasif, seperti gugus galaksi, melengkungkan ruang di sekitarnya sehingga membelokkan jalur cahaya.
Dalam hal ini, lensa gravitasi RXCJ0600-2007 berfungsi layaknya kaca pembesar kosmik. Memungkinkan para astronom mendeteksi dan mempelajari objek-objek redup yang sebelumnya sulit terlihat. Mengutip dari Space.com, para peneliti memanfaatkan fenomena gravitational lensing tersebut untuk mengamplifikasi cahaya galaksi yang berada jauh di belakang RXCJ0600-2007. Sehingga detailnya dapat mereka amati dengan lebih jelas.
“Objek ini terkenal sebagai salah satu galaksi jauh dengan menggunakan lensa gravitasi terkuat yang pernah ditemukan,” tutur Seiji Fujimoto. Ia merupakan seorang penulis utama makalah yang memulai adanya penelitian Galaksi Cosmic Grapes ketika ia berada di University of Texas di Austin. Sebagai informasi, saat ini Seiji Fujimoto telah bekerja di University of Toronto, Canada.
Ia juga menambahkan kalau kombinasi antara pembesaran alami dan teknologi teleskop modern bisa memberikan kesempatan sangat langka untuk memahami struktur internal galaksi secara detail yang sebelumnya belum pernah ada.
“Berkat adanya pembesaran alami yang kuat ini, kemudian dikombinasikan dengan pengamatan dari beberapa teleskop tercanggih di dunia, kami punya kesempatan unik untuk mempelajari struktur internal galaksi jauh dengan tingkat sensitivitas dan juga resolusi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Fujimoto lagi.
Butuh 100 Jam untuk Mengamati Cosmic Grapes
Sementara itu, secara total, teleskop butuh lebih dari 100 jam untuk mengamati Galaksi Cosmic Grapes ini. Sehingga, hal tersebut bisa menjadikannya sebagai salah satu galaksi paling intensif di alam semesta awal untuk dipelajari.
Menurut laporan yang sama juga, meski galaksi ini tampak sebagai objek halus menyerupai cakram tunggal dalam citra Hubble sebelumnya, resolusi pada ALMA dan JWST sangat kuat, dengan dukungan peningkatan dari lensa gravitasi. Alat tersebut mampu mengungkap gambaran berbeda, yakni adanya sebuah galaksi yang berputar dan penuh dengan gumpalan masif menyerupai gugusan anggur.
Baca Juga: Galaksi Centaurus A Berjarak 13 Juta Tahun Cahaya dari Bumi
“Gumpalan-gumpalan ini masif dan punay kepadatan gas tinggi. Ini mampu menjadi kondisi yang mendukung pembentukan bintang secara sangat efisien,” ungkap Mike Boylan-Kolchin, seorang profesor astronomi di University of Toronto, Austin, serta menjadi salah satu penulis dari makalah penelitian tersebut.
Cosmic Grapes Sudah Mendominasi Cahaya di Ruang Angkasa
Ia juga menambahkan kalau gumpalan masif tersebut telah mendominasi cahaya bintang muda di beberapa galaksi.
“Pengamatan kami juga mengungkapkan bahwa cahaya bintang muda di beberapa galaksi awal telah didominasi oleh gumpalan masif, padat, serta kompak, alih-alih satu distribusi dengan bintang yang merata,” lanjutnya.
Sebagai informasi, penemuan Galaksi Cosmic Grapes ternyata menandai pertama kalinya para astronom menghubungkan struktur internal skala kecil dan juga rotasi skala besar di wilayah galaksi biasa.
Penemuannya Tidak Langka atau Ekstrem
Selain itu, galaksi ini tidak mewakili adanya sistem yang langka atau ekstrem. Letaknya sendiri tepat di deret utama galaksi dalam aktivitas pembentuk bintang, massa, ukuran, serta komposisi kimianya.
Jadi, ada kemungkinan kalau galaksi ini mewakili populasi yang jauh lebih luas. Lantas, bisa mereka pastikan kalau ada galaksi lain yang tampak halus dan justru terlihat oleh fasilitas ini. Hanya saja, tersembunyi oleh batas resolusi dan sebenarnya terdiri dari sub struktur serupa yang tak terlihat.
Masih Jadi Misteri Mengenai Pembentukan Awal
Sebab simulasi tersebut masih gagal untuk memproduksi sejumlah besarnya gumpalan dalam galaksi yang berotasi pada masa awal tersebut. Jadi, penemuan ini pun akhirnya menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana galaksi terbentuk dan berevolusi. Ini juga menunjukkan adanya pemahaman mengenai proses feedback dan pembentukan struktur pembahasan pada galaksi muda yang memerlukan revisi secara signifikan.
Baca Juga: Penemuan Galaksi Hantu FCC 224 yang Membingungkan Para Ilmuwan
Galaksi Cosmic Grapes ini menawarkan wawasan unik yang masuk ke dalam kelahiran dan pertumbuhan galaksi. Ini juga mungkin menjadi pertama kalinya dari banyak penemuan lain bagi para astronom untuk meneliti. Pengamatan di masa mendatang tentu akan menjadi kunci. Tujuannya untuk mengungkap apakah struktur gumpalan seperti Cosmic Grapes umum ditemui di masa alam semesta awal atau justru hal yang langka. (R10/HR-Online)