Mengenal Daun Langka Encephalartos Horridus dari Afrika Selatan

5 days ago 14

Peneliti menemukan daun langka Encephalartos horridus, tanaman asal Afrika Selatan yang memiliki warna biru unik. Warna ini bukan berasal dari pigmen, melainkan dari trik optik alami yang dihasilkan oleh lapisan lilin mikroskopis pada permukaan daun. Temuan ini mengungkap strategi adaptasi luar biasa yang merupakan warisan dari nenek moyang tanaman purba.

Baca Juga: Teknologi Canggih dalam Manipulasi Sel Somatik pada Tumbuhan

Daun Langka Encephalartos Horridus Memukau Tanpa Pigmen

Daun biru memukau milik Encephalartos horridus, tanaman langka asal Afrika Selatan, ternyata tidak mengandung pigmen biru sama sekali. Warna tersebut rupanya berasal dari struktur mikroskopis kristal lilin pada permukaan daun yang memantulkan cahaya pada panjang gelombang tertentu. 

Efek optik ini mirip dengan kilauan sayap kupu-kupu morpho atau bulu burung biru, yang terlihat berwarna indah meski tanpa pigmen. Penemuan ini mengungkap strategi adaptasi luar biasa yang diwarisi dari nenek moyang tanaman purba.

Terdapat Kandungan Senyawa Lipid

Tim peneliti dari Universitas Hiroshima menemukan bahwa lilin pada daun langka Encephalartos horridus mengandung senyawa lipid bernama nonacosan-10-ol. Senyawa ini juga terdapat pada berbagai tumbuhan kuno, seperti ginkgo, konifer, dan beberapa jenis lumut. 

Namun, hanya sedikit spesies yang mampu menyusun senyawa tersebut menjadi struktur lilin khusus yang menghasilkan warna struktural unik seperti pada daun E. horridus.

Cahaya Berinteraksi dengan Kristal Lilin

Kemudian, lewat simulasi optik canggih, para peneliti juga mempelajari mengenai cahaya berinteraksi dengan kristal lilin berdiameter sekitar 0,1 mikrometer. Hasil menunjukkan kalau beradaan background gelap di bawah lapisan lilin tersebut mampu memperkuat warna biru alami. Sementara itu, celah udara bisa memudarkannya jadi warna abu-abu. Menariknya lagi, apabila celah tersebut terisi oleh air, maka warna biru pun kembali terlihat jelas.

Peranan Warna Biru pada Tanaman Encephalartos Horridus

Warna biru ini tidak hanya sekadar untuk perlindungan dari radiasi ultraviolet berbahaya, tetapi dapat berfungsi sebagai sinyal visual untuk semua serangga penyerbuk yang ada pada daun langka Encephalartos horridus. Ada banyak sekali serangga punya kemampuan untuk melihat cahaya UV dan sangat sensitif terhadap warna biru ini. Jadi, kilauan daun Encephalartos Horridus bisa berperan penting di dalam proses reporduksi tanaman.

Baca Juga: Asal Usul Bunga Edelweis, Bunga Abadi yang Terancam Punah

Jalur Biokimia Pembuatnya Masih Misterius?

Meskipun sudah tahu bahwa senyawa lilin lah yang membentuk warna ini, namun jalur biokimia pembuatannya masih sangat misterius. Usaha untuk memproduksi nonacosane-10-ol pada tanaman model gagal, sehingga mampu mengindikasikan adanya mekanisme khusus dan belum terungkap. Pemahaman secara mendalam mengenai proses satu ini akhirnya bisa membuka peluang untuk inovasi material berbasis biomimikri.

Kemunculan Tanaman Langka di Malang

Di sisi lain, muncul kabar bahwa tanaman ini hidup di halaman belakang rumah salah satu warga, yakni Waskita, di daerah Malang, Jawa Timur. Diketahui, tanaman ini memiliki luas kurang lebih 250 m2 dan berisi aneka jenis tanaman lain seperti palem, kaktus, sansevieria, serta cyphostemma, lalu tertutup oleh rumput gajah mini di seluruh permukaan tanah.

Informasi beredar bahwa sudah dua tahun terakhir tanaman tersebut menjadi tempat favorit Waskita untuk melepas lelah. Ini berawal dari Waskita yang berhasil mendapat jenis palem langka dengan perburuan selama hampir 4 tahun lama nya. Di sana, pohon tersebut ternyata diberi nama palem Encephalartos.

Sebab bentuk daun langka Encephalartos horridus unik karena seperti menyerupai bentuk air mancur taman serta warnanya eksotik, Waskita sendiri mengaku kalau ia telah merogoh hingga ratusan juta rupiah hanya untuk memboyong jenis palem ini.

Sebagai informasi, jenis Horridus ini cukup populer di kalangan kolektor tanaman, terutama kolektor palem. Selain karena langka, jenis tanaman ini juga menjadi pohon purba yang masih bertahan sampai sekarang. Tanaman ini telah menginspirasi Waskita untuk semakin mengoleksi agar bisa menjaga tumbuhan dan mencintai alam.

Baca Juga: Asal Usul Bunga Edelweis, Bunga Abadi yang Terancam Punah

Para peneliti sendiri juga tidak hanya mengungkap tentang rahasia optik alami menakjubkan pada tumbuhan daun langka Encephalartos Horridus dari Afrika Selatan ini. Akan tetapi, mereka juga telah memberikan inspirasi untuk pengembangan teknologi ramah lingkungan dengan cara meniru cara kerja alam. Bagi sekelompok ilmuwan, memahami tentang adaptasi seperti daun Encephalartos horridus ini telah menjadi salah satu langkah penting guna melestarikan spesies langka dan juga menginspirasi generasi peneliti selanjutnya. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |