BPIP dan DPR RI Gelar Karya Pelajar Pancasila di Pangandaran, Banyak Pertunjukan Seni dari Berbagai Daerah Indonesia

6 days ago 13

harapanrakyat.com,- Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bersama dengan Komisi XIII DPR RI menggelar kegiatan Gelar Karya Pelajar Pancasila dan Sosialisasi Relawan Kebajikan Pancasila di SMK Bakti Karya Parigi, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Minggu (10/8/25). 

Dalam acara itu, menampilkan ragam karya siswa, seperti miniatur rumah adat, makanan lokal, pengenalan bahasa daerah lokal, permainan lokal, pertunjukan tari, pertunjukan musik, pertunjukan teatrikal dan cerita berbahasa daerah.

Baca juga: Disdikpora Pangandaran Kutuk Dugaan Aksi Perundungan yang Viral di Medsos

Sementara itu, sebelum acara, pengunjung juga tampak bisa menikmati sajian makanan lokal sambil mengunjungi stand miniatur rumah adat dan menyaksikan Mop, cerita lokal asal Papua. 

Ragam Kegiatan Karya Pelajar Pancasila

Tak hanya itu, ‎para siswa juga melakukan gelar karya palang pintu dari suku Betawi, Sunda, Flores, Sulawesi dan Papua untuk menyambut ‎Anggota Komisi XIII Agun Gunandjar Sudarsa, Profesor Muhammad Sabri, Wakil Ketua DPRD Pangandaran Dede Sutiswa Nataatmaja, dan Deni Wahyu Jayadi yang merupakan pakar pendidikan alternatif.

‎Agun Gunandjar mengatakan, Pancasila itu sangat relevan dengan konteks kedirian manusia. Ia mencontohkan seperti anggota tubuh, yakni 5 jari. Dari jari-jari tersebut memiliki makna tersendiri, terutama bisa mewakili semangat Pancasila. 

“Hidup ber-Pancasila adalah cara agar seseorang menjadi manusia otonom yang merdeka. Pancasila bukanlah sebuah hafalan semata, melainkan panduan seseorang untuk menjalani kehidupan, terutama dalam konteks berbangsa dan bernegara,” kata Agun. 

Sementara itu, ‎Direktur Pengkajian BPIP Muhammad Sabri menegaskan, Pancasila adalah ruh kebangsaan. Tanpa ada Pancasila, bangsa Indonesia hanyalah kerangka kosong yang tidak memiliki nilai, seperti tubuh tanpa jiwa. 

Karena itu, sambung Sabri, Pancasila yang memiliki nilai-nilai mulai yang menjadi pondasi kebangsaan harus terus menjadi perbincangan, dirasakan dan digelorakan dalam bentuk nyata.

‎”Sebagaimana kata Bung Karno, Pancasila jika diperas menjadi trisila, jika diperas lagi menjadi ekasila yaitu gotong royong. Artinya, Pancasila adalah kata kerja aktif yang akan berguna bila ada aksi,” ungkap Sabri. 

‎‎Akan tetapi, bagi Sabri, kesimpulan Soekarno memeras Pancasila menjadi gotong royong menunjukkan lompatan epistemologis.

‎Sementara itu, Deni WJ menuturkan bahwa Pancasila sebenarnya setiap hari hadir di tengah masyarakat, salah satunya melalui permainan tradisional. Deni pun mengajak peserta untuk bermain bersama anaknya tidak sekolah di sekolah formal. Nantinya mereka akan mendapatkan panduan dari grup kesenian Ki Pamanah Rasa. (Mad/R6/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |