harapanrakyat.com,- Aksi solidaritas atas meninggalnya Affan Kurniawan, pengemudi ojol (ojek online) yang dilindas kendaraan taktis Brimob ketika demonstrasi di Jakarta, berujung ricuh di depan Kantor DPRD Kota Tasikmalaya, Jumat (29/8/2024).
Unjuk rasa yang semula berlangsung damai berubah menjadi aksi anarkis. Ratusan massa berpakaian serba hitam tergabung dari berbagai elemen dengan tajuk aksi ‘Rakyat Ingin Revolusi’.
Massa aksi awalnya menggelar unjuk rasa di depan Mapolres Tasikmalaya Kota. Dengan lantang mereka menyuarakan keadilan bagi Affan, dan menuntut agar kasus kematian korban diusut tuntas. Serta oknum anggota Brimob yang terlibat diadili seadil-adilnya.
Aksi Massa Ricuh Depan Kantor DPRD Kota Tasikmalaya
Massa kemudian bergerak menuju Gedung DPRD Kota Tasikmalaya. Di lokasi inilah kericuhan terjadi. Pagar depan gedung wakil rakyat itu jebol, kaca jendela pecah, ruang rapat paripurna berantakan.
Selain itu, dinding penuh coretan, taman rusak, dan pot bunga berserakan. Nyaris seluruh area gedung tak luput dari amukan aksi massa.
Tak hanya menuntut keadilan untuk Affan, para pengunjuk rasa pun memprotes kenaikan gaji DPR RI yang dinilai tidak rasional karena mencapai Rp 3 juta per hari. Mereka menilai kebijakan itu tidak mencerminkan keberpihakan kepada rakyat.
Koordinator aksi, Muhammad Kahar Dwitama, menyatakan bahwa kemarahan massa dilatarbelakangi rasa kecewa terhadap tindakan aparat dan sikap para wakil rakyat.
“Korban dilindas, bukan tanpa sengaja, tapi sengaja dengan mobil taktis. Mobil itu bisa menahan granat, sementara massa tidak membawa apa-apa. Lalu kenapa harus dilindas? Apapun alasannya, kami tidak setuju,” ungkapnya, Jumat (29/8/2025).
Baca Juga: Driver Ojol Tewas Dilindas Mobil Brimob, Paguyuban Online Sumedang Desak Kapolri Turun Tangan
“Kami melanjutkan perjuangan korban yang menolak kenaikan gaji DPR sampai Rp 3 juta per hari. Aksi ini bukan milik kelompok tertentu, tapi suara rakyat yang kecewa atas ketidakadilan. Sementara anggota dewan tidak hadir, bahkan memilih WFH saat massa aksi datang. Itu bentuk ketakutan sekaligus penghindaran dari tanggung jawab,” tambahnya.
Hingga malam hari, aparat kepolisian masih melakukan penjagaan ketat di sekitar Mapolres dan Gedung DPRD Kota Tasikmalaya. Penjagaan dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kericuhan susulan di depan Kantor DPRD Kota Tasikmalaya. (Apip/R3/HR-Online/Editor: Eva)