Sejak penemuannya pada tahun 1801 silam, planet Ceres telah menjadi objek langit yang sangat menarik bagi para ilmuwan. Hal ini tak lepas dari ciri-ciri planet Ceres yang memang jaraknya lebih dekat dengan Bumi daripada planet kerdil lainnya.
Baca Juga: Mengenal Planet Trappist 1e yang Ditemukan Tahun 2017 dan Bentuknya Mirip dengan Bumi
Ciri-Ciri Planet Ceres dan Deretan Fakta Menariknya
Ceres merupakan satu-satunya planet katai di bagian dalam tata surya. Planet ini berwujud seperti benda langit yang berbatu dan ber-es dengan diameter sebesar 950 km.
Sejak penemuannya, Ceres berhasil menempati urutan planet katai terkecil yang pernah ada. Massa planet Ceres ini meliputi sepertiga massa sabuk asteroid, bagian tata surya yang terletak antara orbit planet Mars dan Jupiter.
Ceres merupakan planet yang mungkin memiliki permukaan kutub dengan campuran antara air es dan berbagai mineral terhidrasi. Misalnya seperti karbonat dan lempung.
Ceres: Asteroid Raksasa yang Juga Planet Katai
Ceres adalah asteroid terbesar di tata surya sekaligus diklasifikasikan sebagai planet katai. Objek ini ditemukan oleh astronom Italia Giuseppe Piazzi pada tahun 1801 dan awalnya dinamai “Ceres Ferdinandea”. Terletak di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter, Ceres memiliki diameter sekitar 476 kilometer dan mencakup sekitar 25% massa sabuk asteroid utama.
Ceres memiliki ciri unik berupa kandungan air yang sangat tinggi, bahkan kemungkinan besar lebih banyak dari Bumi. Sekitar 25% volumenya berupa es, dan ia mengorbit Matahari dari jarak 2,8 AU dengan waktu revolusi 4,6 tahun dan rotasi 9 jam.
Secara struktur internal, Ceres menyerupai planet batuan, dengan inti padat, mantel es, dan kerak berbatu. Permukaannya mengandung garam seperti magnesium sulfat. Penemuan penting terjadi di Kawah Occator, di mana terdapat endapan garam terang (Cerealia Facula dan Vinalia Faculae) yang berasal dari air asin bawah tanah yang menguap.
Ceres juga memiliki atmosfer tipis dan diduga masih menunjukkan aktivitas hidrotermal. Kawah-kawah yang selalu gelap di kutubnya bisa menyimpan es air dalam jangka waktu lama.
Sejak 2006, Ceres termasuk klasifikasi planet katai menurut Persatuan Astronomi Internasional. Misi Dawn NASA mengamati bahwa aktivitas geologis di Ceres mungkin masih terjadi, menjadikannya objek penting untuk memahami sejarah dan dinamika tata surya.
Berikut fakta-fakta menarik tentang detail planet Ceres.
Penemuannya Menggunakan Rumus Matematika
Ceres merupakan planet kerdil yang ditemukan oleh astronom Italia bernama Giuseppe Piazzi pada tahun 1801 silam. Meski sempat menghilang dari pengamatan, Ceres kembali muncul setelah dihitung menggunakan rumus matematika.
Pengamatan planet Ceres yang posisinya berubah-ubah, berhasil ditaklukan oleh Carl Friedrich Gauss menggunakan rumus matematika. Berkat rumus tersebut, para ilmuwan juga berhasil menemukan asteroid lainnya.
Sejak awal penemuannya, Ceres masuk sebagai golongan planet. Namun, 50 tahun kemudian ciri-ciri planet Ceres ditemukan di sabuk asteroid. Hal tersebut tak lepas dari banyaknya objek langit yang terlihat di sabuk ini.
Semenjak saat itu, sebutan planet pada Ceres berubah menjadi asteroid. Hingga akhirnya, statusnya resmi berubah menjadi planet katai pada tahun 2006.
Terletak di Sabuk Kuiper
Sebenarnya, Ceres merupakan planet katai yang jaraknya paling dengan dengan objek Matahari dan Bumi. Planet ini terletak di bagian sabuk kuiper antara orbit Mars dan Jupiter.
Baca Juga: Benarkah Ada Tanda Kehidupan di Planet K2-18b? Simak Ulasannya
Ceres terlihat sebagai objek yang paling besar di sabuk asteroid yang berdiameter 950 km. Sementara itu, massa Ceres menyumbang sepertiga dari massa sabuk asteroid, yakni sebesar 9.4 x 1020 kg.
Tidak Memiliki Bulan
Ciri-ciri planet Ceres selanjutnya adalah tidak memiliki bulan. Dari kelima dwarf planet di tata surya, hanya planet Ceres yang tidak memiliki satelit. Hal ini jelas berbeda jika kita bandingkan dengan planet Eris, Haumea, Makemake, dan Pluto.
Planet Ceres sendiri melakukan revolusi di sabuk kuiper selama 1680 hari. Angka tersebut setara dengan 4.5 tahun Bumi. Sementara itu, rotasinya hanya selama 9 jam 4 menit.
Nama Ceres Berasal dari Mitologi Romawi
Planet Ceres serupa dengan kebanyakan objek angkasa lain yang namanya berdasarkan mitologi romawi. Dalam hal ini, nama planet Ceres berdasarkan atas mitologi dewi pertanian romawi.
Sang penemu, Piazzi menamakan Ceres yang berarti dewi panen dan jagung romawi. Sementara itu, menurut Encyclopedia Britannica Ceres berarti dewi pelindung Sisilia.
Berbentuk Bulat
Ciri-ciri planet Ceres berikutnya adalah berbentuk bulat. Tak seperti objek langit di sabuk asteroid umumnya, Ceres memiliki bentuk yang tidak beraturan. Hal ini lantaran gravitasi Ceres yang cukup besar untuk membentuknya full bulat seperti bola.
Bentuk bulat pada Ceres mengindikasikan bahwa planet ini cenderung memiliki inti yang berbatu. Selain itu, mungkin saja inti planet terdiri dari maanel es ataupun adanya air di bawah permukaan dan lapisan atas berdebu.
Memiliki Kandungan Air yang Melimpah
Awal tahun 2015, penjelajah Dawn berhasil menyambangi planet Ceres. Menurut hasil penjelajahannya, terdapat sejumlah kawah yang membeku di Ceres.
Geyser uap tersebut menandakan adanya laut atau samudera di bawah permukaannya. Hal ini juga menandakan bahwa Ceres memiliki gunung seperti Everest di permukaannya hingga mencapai ketinggian 6 km.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, Ceres diduga memiliki cadangan air hingga 200 juta kilometer kubik. Kisaran angka ini merupakan jumlah air yang melebihi air segar di planet Bumi.
Baca Juga: TrES-2b: Planet Paling Gelap di Alam Semesta yang Menyimpan Banyak Misteri
Deretan fakta dan ciri-ciri planet Ceres di atas memberikan gambaran detail terkait bagaimana bentuk dan karakteristik dalam planet ini. Berdasarkan jumlah air yang banyak tersebut, para ilmuwan masih bertanya-tanya tentang mampukah makhluk hidup tinggal di planet seperti Ceres. (R10/HR-Online)