Dhamrah bin Ishaq, Sahabat Nabi yang Wafat Saat Berhijrah

2 weeks ago 30

Dhamrah bin Ishaq memiliki nama lain yaitu Dhamrah bin Jundub. Ia merupakan salah satu sahabat nabi yang tertuang secara jelas di sejarah Islam. Maka dari itu, umat muslim perlu mengenalnya secara lebih dekat.

Baca Juga: Zahir bin Haram, Budak Buruk Rupa Kesayangan Nabi SAW

Sahabat nabi ini memiliki semangat dan tekad yang kuat untuk berhijrah. Padahal kondisi fisiknya tidak lagi memungkinkan. Untuk tahu kisahnya, bisa simak pembahasan di bawah ini.

Dhamrah bin Ishaq Ikut Berhijrah

Sahabat nabi ini memiliki usia yang sudah tua. Ia juga sering sakit-sakitan. Tak hanya itu, matanya juga buta.

Meski begitu, kondisi fisik tersebut tidak menghalanginya untuk berhijrah. Ia memiliki semangat yang besar untuk menyusul Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah. Walau keluarga menghalanginya karena kondisi fisiknya tak lagi memungkinkan, namun ia tetap melakukannya. Keluarganya khawatir Dhamrah akan jatuh sakit selama menempuh perjalanan.

Di tengah kecemasan keluarganya tersebut, Dhamrah bin Ishaq meyakinkan bisa ikut berhijrah karena memiliki uang. Hal ini karena ia termasuk saudagar sukses saat itu. Uang bukan segalanya baginya sehingga memutuskan untuk menggunakannya selama berhijrah.

Sahabat nabi yang masuk Islam saat masa syiar di Mekah tersebut, meminta budak-budaknya untuk menyiapkan tandu dan perbekalan. Pada akhirnya, ia ikut berhijrah. Padahal ia diberi keringanan untuk tak berhijrah namun lebih memilih menolaknya.

Wafat Saat Berhijrah

Kekhawatiran keluarga rupanya benar-benar terjadi. Sahabat nabi ini tidak bisa menghadapi perjuangan yang panjang selama perjalanan ke Madinah. Ia pada akhirnya meninggal dunia ketika tiba di tengah perjalanan. Tepatnya di daerah Tan’im.

Di tempat tersebut pula, ia dimakamkan. Para sahabat pun merasa kasihan dengan Dhamrah bin Ishaq. Kabar duka ini pun juga sampai ke telinga Nabi Muhammad SAW.

Para sahabat lantas mempertanyakannya apakah Dhamrah termasuk kaum mujahirin atau belum. Hal ini lantaran hijrahnya belum sempurna. Untuk menjawab hal tersebut, turunlah wahyu lewat QS An-Nisa 100.

Dalam surat tersebut menyebut bahwa sahabat nabi ini mendapatkan pahala sebagai muhajirin yang sempurna. Melalui surat ini juga menegaskan bahwa siapa saja yang pergi dari rumah untuk berhijrah kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, namun kematian menghampirinya sebelum sampai di tempat tujuan, maka tetap bernilai pahala. Allah SWT memang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Dengan surat tersebut, Nabi Muhammad SAW menghibur para sahabat. Sahabat yang mendengarnya pun tersenyum. Kepergian Dhamrah bin Ishaq akhirnya jadi penuh kebahagiaan karena berhasil hijrah ke akhirat yang penuh kemuliaan.

Baca Juga: Khalid bin Walid, Sahabat Nabi Memukul Jin dan Membunuhnya

Keteladanan Dhamrah

Dari kisah ini, bisa kita ketahui sejumlah keteladanan sahabat nabi tersebut. Keteladanan tersebut bisa jadi contoh bagi umat muslim di manapun berada. Adapun keteladanannya yakni sebagai berikut.

Bersemangat Hijrah

Salah satu bentuk keteladanannya ialah memiliki semangat yang besar untuk berhijrah. Ia tetap berhijrah meski termasuk golongan orang yang diberi keringanan untuk tidak melakukannya. Sahabat nabi ini boleh tidak ikut hijrah karena ia lansia dan disabilitas.

Namun di balik keterbatasan fisik Dhamrah bin Ishaq tersebut, tidak menjadikannya tameng untuk tak berhijrah. Ia tetap semangat berhijrah untuk mengikuti Nabi Muhammad SAW. Hal ini pun bisa jadi contoh yang baik bagi umat muslim untuk terus berada di jalan Allah SWT mau bagaimanapun itu kondisinya.

Menggunakan Uang di Jalan yang Tepat

Memiliki uang yang banyak bisa membuat sahabat nabi ini gelap mata. Ia tidak sombong maupun angkuh. Alih-alih demikian, ia menggunakan uangnya untuk bekal hijrah.

Ia gunakan uangnya sebagai saudagar kaya untuk membayar budak. Budak tersebut membawa tandu dan menyiapkan perbekalan untuk membawa Dhamrah bin Ishaq berhijrah. Di satu sisi, budak tersebut juga sudah tahu jalannya.

Ketika memutuskan untuk berhijrah, ia juga rela meninggalkan bisnisnya. Padahal bisnisnya sangatlah maju saat itu. Hal ini tidak gentar ia lakukan semata-mata hanya untuk Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Baca Juga: Sahabat Nabi yang Galak untuk Menegakkan Keadilan dalam Islam

Dari uraian di atas, tentu bisa mengetahui bagaimana kisah Dhamrah bin Ishaq. Kisahnya memiliki keteladanan tersendiri sehingga perlu diketahui dan diikuti oleh umat muslim. Sahabat nabi ini memiliki keterbatasan fisik yang membuatnya wafat saat berhijrah. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |