Transparansi Pengelolaan Peternakan Sapi di Sukajaya Ciamis Disorot, Desak Pemdes dan Kelompok Ternak Beri Penjelasan

9 hours ago 4

harapanrakyat.com,- Puluhan warga Desa Sukajaya, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, kembali mendatangi kantor desa pada Senin (3/11/2025). Kedatangan mereka merupakan kali kedua setelah sebelumnya juga melakukan audiensi dengan pemerintah desa. Namun untuk kali ini, mereka meminta penjelasan terkait transparansi pengelolaan program ketahanan pangan, khususnya dalam sektor peternakan sapi yang kelompok masyarakat setempat kelola.

Baca Juga: Pokdarwis di Pamarican Ciamis Kembangkan Peternakan Kambing Jadi Wisata Edukasi

Aksi warga tersebut didasari berkurangnya jumlah sapi yang dikelola dalam program tersebut. Warga menuntut penjelasan dari pemerintah desa (pemdes) dan pengurus kelompok peternak, terkait berkurangnya sapi yang sebelumnya menjadi bagian dari program tersebut.

“Kami datang untuk meminta penjelasan dari pemerintah desa dan pengurus kelompok, mengenai pengelolaan peternakan sapi yang dibiayai melalui anggaran program ketahanan pangan. Kami ingin tahu mengapa jumlah sapi yang dikelola kini berkurang,” ujar beberapa warga saat berlangsungnya audiensi, Senin (3/11/2025).

Ketua Gerakan Masyarakat Sukajaya Maju, Maryana menjelaskan, kedatangan mereka kali ini merupakan tindak lanjut dari audiensi pada 21 Oktober 2025. Saat itu, warga telah menanyakan hal serupa, namun ketua kelompok peternak tidak bisa hadir karena ada keperluan lain. Sehingga hari ini warga kembali datang ke kantor desa.

Selain pengelolaan peternakan sapi, pihaknya dan warga lain datang untuk menuntut transparansi penggunaan anggaran serta memperbaiki tatanan administrasi.

“Hasilnya tadi sudah kami dengar, baik itu keterangan dari pemdes maupun kelompok yang mengelola ketahanan pangan ternak sapi,” jelasnya. 

Jawaban Ketua Kelompok Ternak Sapi terkait Transparansi Pengelolaan Peternakan Sapi

Sementara itu, Ketua Kelompok Ternak sapi, Sulaeman, menjelaskan terkait keberlangsungan kelompok dalam mengelola atau mengembangkan pembesaran sapi dari anggaran ketahanan pangan. Ia menjelaskan, bahwa jumlah sapi berkurang dari 17 ekor menjadi 14, akibat fluktuasi harga bibit sapi di pasaran.

“Berkurang karena adanya lonjakan harga bibit sapi. Jadi hasil dari penjualan sapi tahun sebelumnya dibelanjakan lagi dengan jumlah yang sekarang sebanyak 14 ekor,” jelasnya.

Jadi, sambungnya, hasil dari penjualan sapi sebelumnya digunakan untuk membeli bibit baru. Namun jumlahnya menurun, karena harga per ekor mencapai antara Rp12 juta hingga Rp18 juta.

“Secara nilai, modal kami tetap utuh, yaitu sekitar Rp184 juta,” terangnya.

Lebih lanjut, Sulaeman mengklarifikasi kabar terkait transparansi pengelolaan peternakan sapi dengan dugaan hilangnya 5 ekor sapi. Ia mengungkapkan, bahwa 2 ekor sapi mati dan telah dilaporkan dengan bukti foto. Sedangkan 3 ekor lainnya dijual oleh Yadi, Bhabinkamtibmas Desa Sukajaya.

“Waktu itu, kelompok hendak menjual sapi yang sudah besar, dan Pak Yadi saat itu membantu proses penjualannya,” jelasnya.

Namun, imbuhnya, selama kurang lebih satu tahun, uang hasil penjualan itu tidak kunjung diserahkan kepada kami. “Dan alhamdulillah belakang ini Pak Yadi sudah mengembalikan. Akan tetapi, bukan berupa uang hasil penjualan, melainkan 3 ekor sapi dengan ukuran pembesaran,” jelasnya menambahkan.

Komitmen Pemdes, Siap Perbaiki Administrasi dan Transparansi

Sementara itu, Kepala Desa Sukajaya Herdis Siswanto mengatakan, bahwa pihaknya siap menindaklanjuti aspirasi warga, khususnya terkait transparansi dan pembenahan administrasi pengelolaan anggaran desa. Menurutnya, mekanisme transparansi sebenarnya sudah berjalan melalui berbagai media informasi desa.

“Transparansi anggaran sudah kami tampilkan dalam banner APBDes. Selain itu setiap pekerjaan juga selalu ada papan informasi. Dalam kegiatan Musrenbang, juga selalu ada perwakilan dari tiap dusun, meskipun tidak semua warga diundang,” ungkapnya.

Baca Juga: Anggota Komisi A DPRD Ciamis Apresiasi Peternakan Kambing Modern di Pamarican

Sedangkan terkait transparansi pengelolaan peternakan sapi dari program ketahanan pangan, Herdis menegaskan, pengelolaan sepenuhnya tanggung jawab kelompok. Ia juga mengaku mengetahui laporan mengenai penjualan sapi oleh Bhabinkamtibmas Desa Sukajaya.

“Saat muncul dugaan sapi hilang, saya langsung meminta klarifikasi dari Pak Sulaeman. Dari penjelasannya, memang benar 3 ekor sapi dijual oleh Pak Yadi. Dan setelah lama tidak ada kejelasan, kini sudah diganti kembali dengan tiga ekor sapi pembesaran,” tambahnya. (Suherman/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |