Situs Buyut Banjar Indramayu, Kisah 41 Prajurit Monyet Kutukan

19 hours ago 8

Situs Buyut Banjar Indramayu merupakan tempat bersejarah bagi masyarakat Desa Bulak dan Bulak Lor. Hingga kini, situs ini masih terus dilestarikan sebagai legenda yang dihuni oleh 41 ekor kera. Dukungan dari pemdes maupun masyarakat Indramayu pun terus diberikan untuk mempertahankan kelestarian situs. 

Baca Juga: Menilik Sejarah Penjara Poncol Cimahi

Masyarakat serta pemerintah daerah terus berlanjut mengupayakan pelestarian lingkungan di wisata Buyut Banjar. Dukungan yang diberikan terealisasi melalui program dana desa maupun swadaya masyarakat. 

Mengupas Perjalanan Situs Buyut Banjar Indramayu

Buyut Banjar merupakan salah satu destinasi wisata yang sudah menjadi ikon khas warga Kecamatan Jatibarang. Tahun 2021, pemerintah merevitalisasi wisata dalam bentuk pemagaran yang bersumber dari program APBD Indramayu. Hasil kelola ini menjadikan Buyut Banjar lebih tertata rapi.

Asal Usul Wisata Buyut Banjar

Di balik ramainya pengunjung di Buyut Banjar, rupaya wisata menarik ini menyimpan cerita tersendiri. Menurut salah satu juru kunci, Anton, Buyut Banjar berkaitan erat dengan kisah 41 prajurit. Konon katanya, sejumlah prajurit tersebut mendapatkan kutukan buruk menjadi monyet. 

Awalnya, salah satu pangeran dari Cirebon datang ke Buyut Banjar untuk mengatasi banjir. Tokoh tersebut adalah Pangeran Surya Negara, sosok pangeran yang berasal dari Cirebon. Satu hal yang cukup menarik, asal usul nama Situs Buyut Banjar berasal dari kata banjar atau banjir. Penamaan tersebut diberikan lantaran lokasi setempat yang sering mengalami musibah banjir. 

Demi mengatasi permasalahan tersebut, Pangeran Surya Negara kemudian memberikan perintah khusus. Ia memerintahkan rakyatnya untuk bekerja membuat Sungai Longgagastina. Harapannya, hasil pekerjaan bisa membuat banjir di Situs Buyut Banjar tidak semakin meluas ke daerah-daerah lain. 

Kutukan 41 Prajurit Monyet

Dalam sejarahnya, Pangeran Surya Negara mengutus Nyi Ayu Kelir yang berasal dari daerah Kedokan. Menurut perintah dari pangeran, Nyi Ayu Kelir akhirnya mengutus 41 prajurit. Saat itu, Ki Ratim merupakan sosok yang memimpin sejumlah prajurit tersebut. 

Baca Juga: Menilik Sejarah Overloop Kelder Obelisk Bogor

Sayangnya, bala bantuan dari prajurit tak kunjung datang. Hingga akhirnya, Sungai Longgagastina sudah selesai dibuat oleh Pangeran Surya Negara. Kemudian, prajurit pimpinan Ki Ratim akhirnya datang menghadap kepada Pangeran Surya Negara. 

Mereka berniat melapor untuk mulai membantu proses pembuatan sungai. Sayangnya, mereka terkejut ketika Sungai Longgagastina ternyata sudah selesai pengerjaan. Hal tersebut membuat Pangeran Surya Negara begitu marah besar. 

Amarah pangeran juga memuncak, usai prajurit tidak melaksanakan sholat di hari Jumat. Belum lagi, para prajurit justru asyik memakan buah tenggulun. Ada pula yang menyebutnya sebagai buah kurma.  

Dalam kondisi murka, Pangeran Surya Negara menyumpahi 41 prajurit dengan kata-kata kasar. Mereka disumpahi menjadi monyet dan diperintah untuk tetap tinggal di Buyut Banjar selamanya. Pangeran juga menambahkan bahwa mereka hanya bisa makan dari pemberian orang-orang yang melintasi Situs Buyut Banjar. 

Hingga saat ini, monyet-monyet tersebut masih tetap ada. Menariknya, mereka tetap berjumlah 41 ekor dan tidak bertambah ataupun berkurang. Hal ini terungkap secara langsung dari juru kunci wisata Buyut Banjar. 

“Iya, dari dulu selalu 41. Tidak tahu ada yang meninggal atau melahirkan, sebab bangkainya tak pernah terungkap satu pun,” ungkap Anton,  juru kunci situs.

Objek Keramat di Buyut Banjar

Selain kisah 41 kera penghuni taman, Buyut Banjar juga menyimpan sejumlah objek keramat menarik. Misalnya saja, sumur tua yang berlokasi di belakang taman. Sumur ini bernama “Sumur Balok”, karena bentuknya dari dasar sumur hingga ke atas merupakan balok kayu yang tersusun. 

Selain itu, ada pula pohon asam yang usianya lebih dari 300 tahun. Kemudian, masih ada Sungai Longga Tisna dan tanggul atau bendungan di sekitar situs. 

Pengunjung Bebas Memberi Makan Kera

Buyut Banjar memiliki area yang cukup luas, yakni sekitar 8 hektare. Taman wisata menjadi salah satu situs yang masih terjaga kelestariannya. Bahkan, teman ini menjadi objek wisata yang cukup populer di Jatibarang. 

Baca Juga: Mengenal Sejarah Gedung Papak Bekasi

Kelestarian area Situs Buyut Banjar bisa terlihat dari banyaknya pohon-pohon besar berusia ratusan tahun. Pohon-pohon besar inilah yang menjadi habitat dari para kera. Menariknya, masyarakat bisa memberi makanan kera secara langsung. Di balik kisah Situs Buyut Banjar yang begitu melekat, kawasan ini merupakan habitat penting bagi ekosistem, sehingga harus terus dilestarikan.  (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |