Kabar terbaru, Teleskop Gemini Utara di Hawaii telah berhasil menangkap penemuan bintang pendamping Betelgeuse di Rasi Orion. Betelgeuse ini merupakan bintang maharaksasa merah yang ada di bahu Orion dan kembali mencari perhatian dunia astronomi dengan munculnya misteri serta penemuan barunya. Selama ribuan tahun Betelgeuse telah menjadi salah satu objek observasi bagi peradaban, termasuk untuk suku Aborigin di wilayah Australia.
Baca Juga: Satelit Nusantara Lima Meluncur dari AS
Penemuan Bintang Pendamping Betelgeuse Menakjubkan
Bintang ini terkenal dengan pola perubahan cahayanya yang unik, biasanya berlangsung selama 400 hari dan hanya 6 tahun sekali. Akan tetapi, perubahan drastis muncul pada akhir tahun 2019 lalu sampai dengan awal 2020. Perubahan tersebut dikenal sebagai The Great Dimming. Selain itu, hal tersebut mampu menimbulkan spekulasi bahwa bintang tersebut akan meledak menjadi Supernova.
Betelgeuse menjadi bintang terang di Rasi Orion yang selalu menarik perhatian para pengamat dan juga terdekat dari planet Bumi. Dalam penemuan bintang pendamping Betelgeuse, ukuran bintang tersebut sangat besar, yaitu sekitar 700 kali lebih besar dari Matahari. Meski begitu, usianya baru 10 juta tahun dan sudah ada di tahap akhir kehidupan.
Betelgeuse juga menjadi bintang variabel yang kerap mengalami perubahan kecerlangannya. Bintang ini bisa berdenyut, mengembang, kemudian mengarut secara berkala. Perubahan tersebut ternyata telah terjadi setiap 425 hari. Pada hasil pengamatan Fotometri juga mampu memperlihatkan adanya siklus kecerlangan lainnya yang telah terjadi pada setiap periode 6 tahun.
2019-2020 Sempat Disangka Akan Meledak
Di tahun 2019-2020, Betelgeuse sempat disangka-sangka akan meledak karena mengalami peredupan besar. Akan tetapi, ternyata peredupan ini terjadi karena adanya pendinginan pada permukaan bintang Betelgeuse serta terlontarnya awan debu raksasa pada bintang tersebut.
Punya Bintang Pendamping
Kasus peredupan besar telah selesai, kemudian muncul berita baru. Peneliti mulai menyatakan bahwa Betelgeuse punya bintang pasangan atau pendamping. Usai peredupan besar itu, para astronom melakukan peningkatan ketertarikan guna mempelajari lagi Betelgeuse. Mereka menggunakan analisis ulang dengan data dalam arsip pengamatan. Salah satu analisisnya adalah mencoba memecahkan masalah perubahan kecerlangan yang telah terjadi setiap enam tahun.
Baca Juga: Tangan Kosmik Nebula MSH 15-52 dari Sisa Ledakan Supernova
Menurut para ilmuwan, tersangkanya yakni dari pasangan bintang Betelgeuse. Meski begitu, pengamatan mengenai kabar penemuan bintang pendamping Betelgeuse menggunakan Teleskop Hubble dan Teleskop Sinar X Chandra sebenarnya belum benar-benar berhasil.
Ide Betelgeuse Punya Pendamping Sejak Tahun 1908
Ide kalau Betelgeuse punya pasangan alias termasuk bintang ganda telah berkembang semenjak tahun 1908. Saat itu Henry Cozier Plummer mengenali adanya ritme perubahan kecerlangan telah terjadi setiap 6 tahun. Ia juga menemukan ide kalau perubahan itu telah terjadi karena gangguan gravitasi dari bintang yang tidak terlihat. Kemudian ide pedupaan oleh bintang pasangan juga mengemuka ketika terjadinya pedupaan besar di tahun 2019-2020.
Penemuan Menggunakan ‘Alopeke
Kemudian, kabar mengejutkan bahwa tim astrofisikawan yang dipimpin oleh Steven Howell dari NASA Ames Research Center telah berhasil melakukan penemuan pendamping Betelgeuse dengan ‘Alopeke. Bintang pendamping tersebut sangat redup, dengan adanya kecerlangan 6 magnitudo, jauh lebih redup daripada Betelgeuse. Masanya sendiri sekitar 1,5 massa Matahari dan tampaknya menjadi bintang pra-Deret-Utama kelas A atau B.
Dalam artian, bintang ini masih cukup muda dan panas. Akan tetapi, belum mulai inisiasi pembakaran hidrogen dalam pusatnya. Selain itu, jarak pasangan ini juga sangat dekat dengan permukaan Betelgeuse, yakni sekitar 4 kali jarak Matahari-Bumi.
Adanya penemuan bintang pendamping Betelgeuse ini tentunya menandai kali pertama terdeteksinya bintang pasangan yang berada sangat dekat dengan bintang maharaksaksa. Selain itu, lebih mengesankan lagi adalah bintang pasangan tersebut mengorbit pada lapisan atmosfer luar Betelgeuse yang melebar. Tentu saja, hal itu bisa membuktikan kemampuan ‘Alopeke guna memisahkan dua objek yang sangat luar biasa dekat.
Pengamatan Para Astronom dengan ‘Alopeke
Penemuan bintang pendamping dari Betelgeuse juga tak lekang dari ‘Alopeke, yakni instrumentasi pencita bintik (speckle instrument), yang terpasang di Teleskop Gemini Utara di Hawaii. Nama dari ‘Alopeke ini berasal dari bahasa awak Hawaii, artinya adalah rubah.
Baca Juga: Mengenal Asteroid Tipe M, Jenis Asteroid Paling Umum di Tata Surya
‘Alopeke melakukan pencitraan dengan menggunakan teknik waktu pencahayaan begitu singkat guna membekukan distorsi gambar yang disebabkan oleh atmosfer planet Bumi. Perpaduan alat ‘Alopeke serta Teleskop Gemini Utara mampu menghasilkan kemampuan resolusi besar untuk mendeteksi penemuan bintang pendamping Betelgeuse redup secara langsung. ‘Alopeke mampu membuktikan keberadaan pasangan bintang tersebut saat para astronom dalam makalah ilmiahnya memprediksi dan menduga kalau mereka tidak bisa memotretnya. (R10/HR-Online)