Jamaika tengah berjuang untuk pulih dari fenomena badai melissa yang meninggalkan kerusakan besar. Fenomena ini belum pernah terjadi dalam beberapa dekade terakhir. Berkat bantuan citra satelit, para peneliti bisa memahami seberapa dahsyat dampak dari badai kategori 5 tersebut.
Baca Juga: Fenomena Menarik di Alam Liar, Cara Serigala Menandai Pasangannya
Mengenal Fenomena Badai Melissa yang Merusak Jamaika
Sebagai informasi, badai melissa mendarat di Jamaika pada 28 Oktober 2025 lalu. Munculnya fenomena ini menjadi badai keempat dalam 75 tahun terakhir yang langsung melanda pulau tersebut. Bahkan, badai melissa bisa menyamai rekor “Labor Day”, badai terkuat yang pernah mendarat di kawasan Atlantik tahun 1935.
Asal Usul Badai Melissa
Badai melissa terbentuk ketika udara hangat dan lembab naik dari permukaan laut, kemudian menciptakan sistem awan dan badai yang berputar. Di bagian tengah, udara menjadi tenggelam sehingga menciptakan mata badai. Zona tenang tanpa awan kemudian dikelilingi dinding angin kencang dan hujan yang terkenal sebagai dinding mata.
Badai melissa sendiri berasal dari kelompok badai petir pada lepas pantai wilayah Afrika Barat pertengahan Oktober. Lalu tanggal 21 Oktober, badai ini berhasil mencapai kekuatan badai tropis. Pada 26 Oktober, badai tersebut dikategorikan sebagai monster kategori 4 yang bergolak di Laut Karibia.
Tekanan Rendah dan Angin Kencang
Ketika terjadi bagai melissa, tekanan udara pusat badai turun menjadi 892 milibar. Hal ini berdasarkan atas peringatan Pusat Badai Nasional pada 28 Oktober waktu setempat. Semakin rendah tekanan tersebut, semakin kencang angin yang ditimbulkan.
Baca Juga: Mengungkap Kebenaran Kelelawar Bersinar Dalam Gelap di Amerika
Badai melissa sendiri bisa dikategorikan sebagai badai terkuat yang pernah melanda Jamaika. Fenomena yang ada semakin menguat dengan cepat akibat dorongan perairan di Karibia. Hal ini selaras dengan penjelasan Dr. Leanne Archer, peneliti asosiasi iklim ekstrim di Universitas Bristol.
Berpotensi Menimbulkan Banjir Dahsyat
Meskipun kecepatan angin sangat tinggi, pergerakan fenomena badai melissa terasa sangat lambat. Badai ini bergerak ke arah barat dengan kecepatan sekitar 5 km/jam. Para ahli meteorologi memberikan peringatan bahwa hal tersebut bisa menjadi bencana besar. Sebab, badai melissa bisa saja membawa hujan ke satu lokasi selama berhari-hari dan memperparah banjir.
Namun, jika badai berhenti dan bertahan di suatu wilayah lebih lama, maka bisa menimbulkan risiko yang serius pula. Sebab, badai bisa mengakibatkan gelombang hujan, banjir dan kerusakan akibat angin yang berluang.
Sebagai contoh, badai harvey yang terjadi pada tahun 2017 di Houston, AS. Badai ini melepaskan hujan setinggi 100 cm dalam tiga hari. Hal tersebut menyebabkan banjir yang sangat besar.
Berdasarkan laporan tersebut, Pusat Badai Nasional AS telah memperingatkan bahwa Jamaika bisa mengalami hujan setinggi 38 hingga 76 cm. Hal ini diiringi dengan curah hujan setinggi satu meter di beberapa daerah pegunungan. Hasilnya, bisa saja gelombang badai mencapai empat meter, terutama di sepanjang pesisir selatan dan timur pulau.
Jamaika Tidak Siap
Perdana Menteri Jamaika, Andrew Holness menyebutkan bahwa tidak ada infrastruktur yang bisa menahan fenomena badai melissa. Anggapan tersebut sebenarnya benar. Namun, Dr. Thomas menjelaskan jika mayoritas bangunan baru Jamaika sudah dibuat dari beton bertulang. Hal ini sesuai dengan kode bangunan nasional.
Seharusnya, bangunan yang mengikuti aturan tersebut cukup kuat untuk menahan angin kencang. Masalahnya, angin hanya datang sesekali. Sementara hujan deras dan gelombang badai yang datang bisa menyebabkan kerusakan lebih parah.
Di kota besar seperti Kingston dan Montego Bay, bangunan yang berdiri umumnya lebih kokoh. Namun, khusus daerah pedesaan dan lereng bukit, masih banyak rumah yang menggunakan arsitektur vernakular. Di mana, sebagian bangunannya terbuat dari kayu. Kondisi wilayah inilah yang dikhawatirkan akan jauh lebih buruk.
Secara keseluruhan, Jamaika tidak siap menghadapi badai besar. Hal ini selaras dengan penjelasan arsitek dan pelestari lingkungan Kingston, Dr. Patricia Green. Ia mengenang bagaimana hujan beberapa jam pada bulan September lalu bisa memicu banjir besar di ibu kota. Hal ini jelas memperlihatkan kelemahan dasar sebuah perencanaan kota.
Baca Juga: Penemuan Mumi Anak Harimau Gigi Pedang di Siberia
Fenomena badai melissa yang menerjang Jamika membawa kekuatan dahsyat. Hal ini menyebabkan dampak berantai yang sangat luas. Sebab, fenomena badai melissa menyebabkan listrik padam, telekomunikasi padam, bandara tutup hingga pasokan bahan lainnya yang terganggu. (R10/HR-Online)

10 hours ago
7

















































