Gedong Duwur Indramayu merupakan bangunan berarsitektur gaya ropa Gotik yang cukup populer pada abad ke-17 silam. Ini merupakan sebuah bangunan cagar budaya yang letaknya di Jalan Mayor Dasuki, Penganjang, Sindang, Indramayu. Kini, bangunannya dimanfaatkan sebagai tempat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Baca Juga: Gedung Landraad Indramayu Peninggalan Bersejarah yang Jadi Cagar Budaya
Asal Mula Gedong Duwur Indramayu yang Megah
Mungkin bagi para pengunjung Kabupaten Indramayu menemukan gedung bertingkat bisa menjadi hal cukup sulit. Ini bukan sesuatu yang mengejutkan. Mengapa? Karena Indramayu bukanlah sebuah kota besar. Akan tetapi, siapa sangka bahwa di balik kesederhanaannya terdapat sebuah peninggalan sejarah yang sering kali tidak banyak orang tahu.
Gedung Duwur Indramayu adalah salah satu contoh kepingan sejarah arsitektur kolonial yang memiliki makna penting. Bangunan ini merupakan warisan dari masa kolonial guna menunjukkan budaya dan identitas daerah tersebut. Meski begitu, sama seperti banyak bangunan kolonial lainnya, Gedung Duwur juga menghadapi ancaman terhadap kerusakan. Gedung ini nyaris kehilangan keasliannya akibat perkembangan waktu, kurangnya perawatan serta rendahnya kesadaran mengenai pentingnya untuk melestarikan bangunan.
Terkenal dengan nama Gedong Duwur, keanggunannya terlihat jelas di daerah tempatnya berdiri. Tinggi bangunan ini melebihi bangunan sekitarnya. Dalam bahasa Cirebon-Indramayu (Jawa), kata “Duwur” berarti tinggi. Bangunan ini sudah ada sejak tahun 1901 dan memiliki tiang besar di bagian depan. Fungsinya sebagai penyangga.
Adanya pilar tinggi, bangunan ini terlihat berbeda daripada bangunan lain di sekitarnya. Cat berwarna-warni menghiasi gedung sudah ada sejak tahun 1901. Meskipun terlihat menarik, cat ini tidak sepenuhnya cocok mengingat bangunan tersebut merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan keasliannya.
Fungsi dari Gedong Duwur Indramayu berubah seiring berjalannya waktu. Pada tahun 1901, bangunan ini berfungsi sebagai kantor pemerintahan Belanda di Indramayu atau kantor asisten residen (Assistant Resident Huis te Inderamajoe, Penganjang, Indramayu Regency, West Java).
Kemudian sempat berguna sebagai Pos KB Kes dan Posyandu serta PAUD Lavender Kencana. Saat ini Gedong Duwur berfungsi sebagai sekretariat Pengurus Cabang FKPPI. Bahkan ada proyek pembangunan perumahan di sekitarnya. Hal tersebut mampu membuat Gedung Duwur kurang terlihat dari jalan.
Penetapan Gedung sebagai Cagar Budaya
Selanjutnya, gedung ini ditetapkan sebagai cagar budaya nasional berdasarkan SK Menteri Nomor PM. 58/PW. 007/MKP/2010. Struktur bangunannya masih dipertahankan seperti yang asli. Tegel masih terpasang di lantai, sedangkan jendela dan pintu terbuat dari kayu jati besar yang cukup mengesankan.
Meski begitu, kemewahan bagian depan dari Gedong Duwur ini tidak bisa dijumpai pada bagian belakangnya. Sebab, di bagian belakang terbuat dari bilik bambu. Adanya lubang dan kerusakan parah lain yang tampak pada pagar itu. Bahkan cat putihnya sudah kusam. Kayu-kayu penyangga dan lainnya pun telah lapuk.
Baca Juga: Masjid Kuno Bondan Indramayu, Saksi Bisu Dakwah di Pesisir Jawa Barat
Bangunan Lain di Sekitar Gedong Duwur
Di sisi lain, dekat dengan bangunan utama Gedong Duwur Indramayu, tampak sebuah bangunan yang dulunya merupakan kantor KNIL. Ada juga deretan rumah untuk sebagai asrama KNIL dulunya pada agresi militer Belanda I. Saat ini, penghuni asramanya adanya sejumlah anggota TNI dan semua bangunan tersebut masih menunjukkan keasliannya.
Masih berada di lokasi yang sama, terdapat sebuah makam Belanda (Kerkoff). Lokasinya tidak jauh dari lokasi bekas asrama KNIL. Saat ini, hanya tersisa 7 makam dari total yang sebelumnya mencapai 50 dan dalam kondisi tidak terawat. Di area berbeda, ada juga sisa-sisa penjara dari zaman penjajahan Belanda. Kini penjara tersebut telah tertutup oleh kandang ayam.
Tinus juga menjelaskan bahwa sebagian besar bangunan bersejarah di Indramayu memang dibiarkan tanpa perawatan dan perhatian khusus. Di Indramayu sendiri, terdapat total 218 cagar budaya, di mana 150 diantaranya telah resmi terdaftar.
Kondisi Bangunan Gedong Duwur
Bangunan Gedong Duwur Indramayu sebenarnya memerlukan perhatian dan perawatan lebih dari pemerintah Indramayu. Kerusakan tersebut penyebabnya karena usia bangunan sudah tua, pengaruh cuaca dan perubahan fungsi yang terjadi saat ini. Gedong Duwur terbuat dari material beton dan kayu memiliki tingkat kerusakan cukup tinggi. Tentunya karena sifat lemahnya kayu terhadap perubahan cuaca.
Sementara itu, pada bangunan bersejarah kolonial, kerusakan sering terjadi pada dinding. Bahkan ornamentasi dinding terkena jamur atau retakan. Hal ini berawal dari teknik pembangunan yang digunakan saat gedung tersebut berdiri. Mungkin, saat itu belum mengenal teknik sloofing sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan air ke dalam dinding.
Baca Juga: Asal Usul Berokan Indramayu, Kesenian yang Memunculkan ‘Monster Seram’
Pelestarian Gedong Duwur merupakan bagian penting dari upaya menjaga warisan budaya dan sejarah bangunan kolonial. Adanya strategi tepat, pelestarian ini tidak hanya sekadar mempertahankan struktur fisiknya. Akan tetapi, juga menjaga nilai-nilai budaya dan sejarah yang berhubungan dengan bangunan tersebut. Jika merawat keaslian dan integritasnya, Gedong Duwur Indramayu dapat berfungsi sebagai wadah untuk memahami sejarah masa lalu. Gedong Duwur di Indramayu juga akan menjadi tempat berharga guna pembelajaran bagi generasi sekarang atau mendatang. (R10/HR-Online)

17 hours ago
11

















































