harapanrakyat.com,- Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Banjar, Jawa Barat, bersama Dinas Kesehatan melakukan tes VCT atau Voluntary Counseling and Testing untuk penanggulangan HIV/Aids.
Puluhan anggota komunitas dari kelompok rentan sebagai sasaran pun mengikuti tes untuk deteksi dini dan penanggulangan virus HIV/Aids tersebut.
Pengelola program KPA Kota Banjar, Syahid Burhani, mengatakan, peserta tes VCT untuk deteksi dini HIV/Aids tersebut menyasar kelompok rentan meliputi kelompok wanita pekerja seks, waria dan kelompok Laki Suka Laki (LSL).
Baca Juga: Demo Wali Kota Banjar, PMII Sebut Program Berdaya Tak Sesuai Realita Pembangunan Stagnan
Tes VCT dilakukan bersamaan dengan kegiatan pertemuan dan penyuluhan penanggulangan HIV karena untuk sasaran komunitas kelompok rentan biasanya terkendala waktu.
Peserta yang mengikuti tes tersebut ada yang belum sama sekali mengikuti pemeriksaan dan ada juga yang sudah melakukan tes, namun belum memeriksakan diri dalam waktu yang cukup lama.
“Untuk tes VCT dari petugas Dinas Kesehatan. Pesertanya sekitar 30 orang,” kata Syahid kepada harapanrakyat.com, Rabu (29/20/2025).
Selain Tes VCT, KPA Kota Banjar Juga Sosialisasi Pencegahan HIV/Aids
Syahid menyebut, selain melakukan deteksi dini dengan cara tes VCT pihaknya juga terus melakukan upaya pencegahan. Misalnya dengan sosialisasi dan edukasi terhadap kelompok rentan.
Kemudian, KPA Kota Banjar juga melakukan edukasi kepada siswa sekolah terkait pengenalan dan pencegahan penyakit HIV/Aids. Tujuannya agar HIV/Aids tidak sampai menjalar ke generasi muda terutama anak-anak sekolah.
“Kami juga terus memantau kondisi temen-temen dalam melakukan pengobatan di rumah sakit agar tidak sampai mengalami kendala” ucapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, berdasarkan data bulan Agustus 2025 jumlah Orang Dengan HIV/Aids (ODHA) mengalami penambahan sebanyak 18 kasus. Dua di antaranya meninggal dunia.
Penambahan ODHA tersebut paling banyak berasal dari komunitas LSL (Lelaki Seks dengan Lelaki) dan rata-rata mereka masih berada dalam masa usia produktif kisaran 24-45 tahun.
Jumlah kasus ODHA tahun 2025 masih berpotensi terjadi penambahan lagi. Karena pemeriksaan dan pendampingan yang selama ini dilakukan menurutnya masih kurang maksimal akibat keterbatasan anggaran.
Baca Juga: Tanggapi Demo PMII, Wakil Wali Kota Banjar Sebut Program Pembangunan Sedang Berjalan
“Penambahan kasus sampai bulan Agustus 18 orang. Sedangkan jumlah akumulasi dari awal kasus sebanyak 376 orang. Jumlah tersebut kemungkinan masih bisa bertambah,” katanya. (Muhlisin/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

9 hours ago
7

















































