harapanrakyat.com,- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Bandung menanggapi fenomena gumpalan busa hitam di Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Sebelumnya, kejadian tersebut terekam dalam video dengan durasi 1 menit 53 detik.
Baca Juga: DLH Jawa Barat Teliti Gumpalan Busa Hitam di Subang Diduga Limbah Pabrik
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu menjelaskan, merujuk pada hasil kajian awal meteorologi, peristiwa tersebut bukan merupakan kejadian alam dari aktivitas atmosfer, proses cuaca, awan, maupun lainnya.
“Tapi itu berdasarkan kajian awal meteorologi,” jelas Teguh, Rabu (29/10/2025).
Lanjutnya menjelaskan, pembentukan awan secara ilmiah dari kondensasi uap air dengan ketinggian, pola, maupun karakteristik tertentu. Pembentukan awan pun bisa teridentifikasi oleh radar cuaca dan citra satelit BMKG.
“Pembentukan awan itu dari proses kondensasi uap air di atmosfer. Itu bisa teridentifikasi radar cuaca dan citra satelit BMKG,” ujarnya.
Kondisi Cuaca dan Angin di Subang Sebelum Terjadi Gumpalan Busa Hitam
Teguh menambahkan, kondisi cuaca di Kabupaten Subang pada 27 Oktober 2025 di pagi hari berawan. Sedangkan sore harinya terdapat awan hujan di sebagian Subang selatan. Kemudian, kondisi cuaca di Kabupaten Subang pada 28 Oktober 2025 dari pagi hingga sore terdapat awan tebal hingga hujan.
Sementara mengenai kondisi angin di Kabupaten Subang pada 27 Oktober 2025 memiliki kecepatan maksimal 26,1 kilometer per jam, dan bertiup dominan dari timur ke selatan. Lalu, kondisi angin di Kabupaten Subang pada 28 Oktober 2025 memiliki kecepatan maksimal 13,3 kilometer per jam, dan bertiup dominan arah timur sampai selatan.
“Kondisi itu berdasarkan hasil pengamatan AWS Sukamandi (Stasiun Cuaca Otomatis),” ucapnya.
Ia menuturkan, kejadian gumpalan busa hitam kemungkinan berasal dari aktivitas yang terdapat di permukaan bumi. Aktivitas di permukaan bumi itu, seperti reaksi kimia limbah, proses industri, maupun kegiatan lainnya dari manusia.
“Aktivitas itu bisa jadi penyebab dari gumpalan busa maupun material ringan yang bisa tertiup angin,” tuturnya.
Baca Juga: Fenomena Awan Rendah Menyelimuti Jakarta, Ini Penjelasan BRIN
Kendati demikian, BMKG belum bisa memastikan sumber maupun kandungan dari gumpalan busa hitam di Kabupaten Subang. BMKG menyarankan agar pihak terkait melakukan pemeriksaan.
“Kami terus memantau kondisi atmosfer serta cuaca di Subang. Kami siap memberikan data, jika ada pihak berwajib membutuhkan,” pungkas. (Reza/R5/HR-Online/Editor: Adi Karyanto)

12 hours ago
8

















































