harapanrakyat.com,- RR (23), gadis asal Sukabumi, Jawa Barat yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di China, akhirnya mendapat kabar baik. Setelah melalui proses pelacakan dan penanganan, pemerintah memastikan RR akan segera dipulangkan ke Indonesia dalam waktu dekat. Kabar tersebut disampaikan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) saat bertemu dengan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin
Pertemuan keduanya diunggah melalui akun TikTok @dedimulyadiofficial milik KDM. Dalam video itu, Dedi menyebut dirinya dan Mukhtarudin sudah lama saling mengenal, dan kini bersama-sama menelusuri nasib korban asal Sukabumi tersebut.
“Saya ketemu senior lama, sekarang sudah jadi menteri. Kita akan telusuri jejak warga Sukabumi yang menjadi korban perdagangan orang di Tiongkok,” ujar KDM, dikutip Rabu (7/10/2025).
Profiling dan Komunikasi dengan KBRI Terkait Gadis Asal Sukabumi yang Jadi Korban TPPO
Dalam kesempatan itu, Dedi meminta Menteri Mukhtarudin menjelaskan perkembangan terbaru kasus RR. Mukhtarudin mengungkapkan bahwa pemerintah telah melakukan profiling untuk melacak keberadaan korban, serta berkoordinasi intens dengan KBRI di China.
“Sudah ada proses penyelesaian masalahnya di sana. KBRI juga sudah dihubungi,” kata Mukhtarudin.
Ia menambahkan, RR dipastikan bisa segera dipulangkan ke Indonesia. “Insyaallah dalam waktu dekat yang bersangkutan sudah bisa kita pulangkan. Mohon doanya semuanya lancar,” ujarnya.
Baca Juga: Program Sapoe Sarebu Disebut Pungli, Emak-emak Sebut Dedi Mulyadi Kelaparan
KDM juga mengungkapkan bahwa berdasarkan data Kementerian, RR tercatat menikah secara kontrak dengan seorang warga negara asing. Namun saat ini, keduanya telah dipisahkan.
“Di data kementerian status mereka suami-istri, walaupun sifatnya kontrak. Sekarang sudah dipisahkan,” kata KDM.
Video tersebut menuai banyak respons warganet. Banyak yang menyampaikan keprihatinan atas kasus RR serta menyoroti lemahnya perlindungan pekerja migran oleh KBRI.
Ada pula yang mengkritik praktik kawin kontrak sebagai modus TPPO serta pentingnya perubahan pola pikir masyarakat agar tidak mudah terjebak bujuk rayu.
“Korban kawin kontrak pasti awalnya diiming-imingi, ternyata modus,” tulis salah satu akun.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Ajak Warga Jawa Barat Awasi Proyek Pemerintah: Kritik Lewat Medsos
“Kang Dedi, masih banyak TKW/TKI yang harus diselamatkan. Mirisnya, KBRI di sana sering tutup mata,” tulis warganet lainnya. (Erna/R7/HR-Online/Editor-Ndu)