Goa Peteng Pangandaran terletak sekitar 50 meter dari Goa Panggung. Goa ini memiliki ketinggian sekitar 15 meter, panjang 100 meter dan lebar 12 meter. Ciri khas Goa Peteng adalah adanya aliran air yang mengalir masuk ke dalam goa. Selain itu, peneliti menemukan kamar-kamar yang konon menjadi tempat tinggal dan area beristirahat manusia purba pada masa prasejarah.
Baca Juga: Sejarah Pulo Geulis Bogor, Jejak dari Padjadjaran Menuju Harmoni Multikultural
Sejarah Singkat Goa Peteng Pangandaran
Goa Peteng adalah salah satu goa purba di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Goa ini populer sebagai situs penting dari masa prasejarah. Para ahli arkeologi menemukan bukti bahwa manusia purba pernah tinggal di sini.
Para arkeolog menemukan fosil dan alat-alat dari zaman kuno di sekitar Goa Peteng. Seperti ulasan sebelumnya, tempat ini membentang sekitar 100 meter dengan tinggi 15 meter dan lebar 12 meter. Sehingga menciptakan ruang yang cukup besar untuk jadi tempat berlindung.
Manusia purba yang menghuni Goa Peteng hidup pada era Mesolitikum. Pada masa itu, mereka sudah mulai mengenal cara bertani secara sederhana. Selain bertani, mereka juga masih berburu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Goa Peteng merupakan bagian dari kompleks goa di daerah Pangandaran. Kompleks ini juga mencakup Goa Sutrareregan dan Goa Panggung. Semua goa tersebut menyimpan jejak kehidupan masa lalu yang sangat penting untuk kita pelajari.
Asal-Usul Nama dan Ciri Khas Goa Peteng
Nama “Peteng” berasal dari bahasa Jawa yang berarti gelap. Nama ini sesuai dengan kondisi di dalam goa yang sangat gelap dan sulit diterangi cahaya matahari. Kegelapan tersebut menjadi salah satu ciri khas Goa Peteng Pangandaran.
Keunikan ini membuat tempat tersebut menarik bagi para peneliti maupun wisatawan. Di dalamnya terdapat beberapa kamar kecil yang terbentuk secara alami. Ruangan-ruangan itu konon merupakan tempat hidup dan beristirahat manusia purba pada masa lalu.
Di samping itu, Goa Peteng memiliki keindahan alami berupa stalaktit dan stalagmit yang terbentuk selama ribuan tahun. Air menetes dari langit-langit goa membentuk formasi batuan yang indah ini. Selain keberadaan artefak prasejarah, keindahan alam ini menjadi daya tarik tersendiri. Goa Peteng terletak dekat dengan Goa Panggung, namun masih jarang yang mengunjunginya sehingga masih terjaga keasliannya.
Baca Juga: Raja Tamperan Barmawijaya dan Kisah Tragis di Kerajaan Galuh
Temuan Arkeologi yang Menguatkan Sejarah Goa
Salah satu temuan penting di Goa Peteng Pangandaran adalah fosil gigi gajah purba. Fosil ini masih menjadi bahan penelitian karena belum jelas bagaimana fosil tersebut sampai ke dalam goa. Ada kemungkinan fosil itu menjadi bagian dari koleksi manusia purba yang tinggal di sana atau simbol kepercayaan mereka.
Selain fosil, arkeolog juga menemukan berbagai alat yang terbuat dari batu rijang di sekitar Goa Peteng. Manusia purba menggunakan alat-alat tersebut untuk berburu hewan. Selain itu, mereka juga memanfaatkan alat itu untuk memproses hasil buruan.
Pecahan gerabah dan alat pertanian sederhana turut ditemukan di lokasi yang sama. Temuan ini menunjukkan bahwa manusia purba di daerah tersebut sudah mengenal kegiatan bercocok tanam. Semua penemuan tersebut membantu memperjelas gambaran kehidupan manusia pra-sejarah di wilayah Pangandaran.
Peran Penting Goa Peteng dalam Sejarah Lokal
Goa Peteng Pangandaran bukan hanya tempat tinggal manusia purba, melainkan juga bagian dari sejarah budaya di daerah Pangandaran. Letaknya dalam kawasan cagar budaya dan menjadi salah satu tujuan wisata edukasi yang memberikan pengetahuan tentang masa lalu. Goa ini membantu kita memahami bagaimana manusia kuno hidup dan beradaptasi.
Berbeda dengan goa-goa yang memiliki kisah mistis, Goa Peteng lebih terkenal sebagai situs sejarah nyata dan bisa kita pelajari. Tempat ini menjadi saksi bisu aktivitas manusia masa lalu yang hidup dekat dengan alam. Kini Goa Peteng berkembang menjadi destinasi wisata yang menggabungkan petualangan dengan pembelajaran sejarah.
Upaya Pelestarian dan Perlindungan Goa Peteng
Melestarikan Goa Peteng sangat penting agar nilai sejarah dan keaslian goa tetap terjaga. Balai Konservasi Cagar Budaya melakukan berbagai upaya untuk menjaga kelestarian Goa Peteng. Ini meliputi penelitian yang terus berlangsung dan pengawasan terhadap aktivitas manusia di sekitarnya.
Baca Juga: Situs Kuta Tanggeuhan Cianjur, Menguak Misteri Benteng Spiritual di Tanah Pasundan
Ada himbauan agar para pengunjung Goa Peteng Pangandaran selalu menjaga kebersihan selama berada di dalam kawasannya. Pengunjung juga tak boleh merusak batuan atau peninggalan yang ada di dalamnya. Upaya menjaganya bukan hanya untuk kepentingan generasi sekarang, tetapi juga generasi masa depan. Dengan begitu, warisan sejarah yang berharga ini tidak akan hilang. Melestarikan Goa Peteng Pangandaran berarti ikut menjaga sejarah panjang dan budaya manusia purba di Indonesia. (R10/HR-Online)