Fenomena Sinkites di Laut Utara, Ubah Pemahaman Geologi Modern

4 hours ago 6

Fenomena sinkites di Laut Utara menjadi sorotan dunia geologi setelah para peneliti menemukan adanya anomali struktur bawah laut yang tidak biasa di lepas pantai Norwegia. Temuan ini berpotensi mengubah pemahaman dasar mengenai lapisan dan evolusi kerak Bumi. Studi yang terpublish dalam jurnal Communications Earth & Environment mengungkapkan keberadaan pembalikan geologis yang langka.

Baca Juga: Penemuan Fosil Megaraptor dan Bukti Santapan Terakhirnya

Tak lain yakni lapisan pasir yang secara usia lebih muda justru berada pada bagian bawah sedimen lebih tua dan lebih ringan. Kondisi ini secara eksplisit melanggar hukum superposisi geologi. Ini meyakini bahwa lapisan sedimen lebih tua seharusnya selalu berada di bawah lapisan yang lebih muda.

Fenomena Sinkites di Laut Utara dan Keanehan Geologis

Sinkites adalah struktur geologi unik yang terbentuk akibat pergerakan pasir padat ke bawah. Struktur ini menembus sedimen ringan yang justru mengapung ke atas. Kondisi ini menciptakan lapisan terbalik bagian dasar Laut Utara. Penelitian dengan teknologi pencitraan seismik 3D menunjukkan gundukan pasir raksasa membentang sampai beberapa km dengan susunan lapisan tidak biasa.

Proses ini perkiraannya terjadi pada periode Miosen hingga Pliosen, sekitar 20 hingga 2,6 juta tahun lalu. Pada saat itu, gempa bumi atau perubahan tekanan besar membuat pasir berperilaku seperti cairan kental. Ia meresap ke bawah sedimen yang lebih tua. Sementara itu, lapisan sedimen ringan tetap berada di atasnya, menciptakan struktur yang kini bernama sinkites dan floatites.

Implikasi Fenomena Sinkites di Laut Utara

Penemuan ini bukan hanya menarik secara ilmiah, tetapi juga memiliki dampak nyata bagi dunia modern. Struktur bawah tanah yang terbalik dapat memengaruhi evaluasi cadangan minyak, gas hingga potensi penyimpanan karbon dalam kerak Bumi. Pemahaman baru ini penting bagi industri energi karena mengubah cara menilai reservoir bawah laut.

Baca Juga: Hujan Meteor Sextantids, Prediksi Terjadi 27 September 2025

Selain itu, fenomena sinkites di Laut Utara menyingkap bahwa kerak Bumi tidak selalu terbentuk dengan pola stabil dan teratur. Fenomena ini dapat memicu peninjauan ulang teori geologi global. Hal ini karena kemungkinan struktur serupa ditemukan juga di wilayah lain selain Laut Utara.

Faktor Pembentukan Sinkites

Rudjord dan Huuse mengaitkan kemunculan formasi sinkites dengan perpaduan tiga faktor utama yang berinteraksi secara simultan:

1. Sedimen Ringan (Floatites): Bahan pertama yang terlibat adalah lumpur biosilika. Ini merupakan endapan yang ringan namun memiliki kekakuan tertentu, tersusun dari fosil mikroskopis organisme laut. Lumpur biosilika terbentuk dari ledakan populasi organisme kecil akibat arus kaya nutrisi dari Atlantik Utara yang masuk ke Laut Utara. Kepadatannya relatif rendah, sekitar 1,8 gram per sentimeter kubik.

2. Pasir Padat (Sinkites): Bahan kedua adalah pasirnya lebih padat dengan tingkat kepadatan sekitar 2,1 g per sentimeter kubik. Pasirnya ini ada dalam jumlah besar.

3. Kondisi Pemicu: Perubahan tekanan besar atau guncangan gempa pada era Miosen dan Pliosen diperkirakan menjadi pemicu. Guncangan ini memungkinkan pasir padat berperilaku seperti cairan kental. Pasir yang lebih muda dan padat tersebut meresap ke bawah melalui celah batuan dan sedimen lebih tua. Sementara sedimen tua yang lebih ringan justru terdorong ke atas.

Mengapa Fenomena Ini Penting untuk Geologi Dunia?

Geologi selama ini berdasar pada prinsip superposisi yang menyatakan bahwa lapisan tua berada pada bawah lapisan muda. Fenomena sinkites di Laut Utara membuktikan adanya pengecualian besar terhadap hukum tersebut. Temuan ini memberi bukti bahwa kerak Bumi jauh lebih dinamis dari yang selama ini kita pahami.

Lebih dari sekadar fenomena lokal, sinkites membuka peluang penelitian lanjutan untuk mempelajari kemungkinan pola serupa pada belahan dunia lain. Jika benar terjadi secara global, hal ini dapat mengubah paradigma dalam studi geologi, paleogeografi hingga eksplorasi energi.

Baca Juga: Gigi Dinosaurus Sauropoda dan Strategi Unik di Balik Kesederhanaannya

Fenomena sinkites di Laut Utara merupakan penemuan geologi yang mengguncang teori dasar tentang pembentukan lapisan Bumi. Struktur terbalik ini terbentuk akibat kombinasi pasir padat, sedimen ringan dan aktivitas geologi jutaan tahun lalu. Dampaknya tidak hanya mengubah cara pandang ilmuwan terhadap hukum superposisi. Tetapi juga berimplikasi pada industri energi, penyimpanan karbon hingga pemahaman evolusi kerak Bumi. Temuan fenomena sinkites ini menegaskan bahwa meski Laut Utara telah lama tereksplorasi, lautan masih menyimpan misteri besar. Fenomena sinkites menjadi bukti nyata bahwa Bumi terus menunjukkan kejutan ilmiah dan mampu menantang pengetahuan yang sudah mapan. (R10/HR-Online)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |