Pernah mendengar fakta Komet Lemmon? Nah, langit malam bulan Oktober 2025 akan menjadi saksi kembalinya salah satu “tamu dari langit” yang paling jarang tersebut. Terdapat serangkaian fakta menarik dari komet tersebut. Setelah melakukan perjalanan ribuan tahun dari tepi tata surya, komet berkepala ini akhirnya kembali mendekati Bumi.
Baca Juga: Misteri Kawah Silverpit dan Jejak Tumbukan Kosmik di Laut Utara
Fenomena ini menciptakan momen langka dan menarik minat para astronom sekaligus pengamat langit di seluruh dunia. Adanya warna hijau sangat mencolok dan kecepatan lintas luar biasa, Komet Lemmon diperkirakan akan tampak dengan jelas di langit Indonesia pada pertengahan bulan Oktober.
Mengenal Fakta Komet Lemmon
Meskipun namanya baru mulai dikenal belum lama ini, Komet Lemmon sebenarnya memiliki banyak hal menarik di balik ekor bercahayanya. Dari proses penemuannya hingga jarak yang sangat jauh dari Bumi, setiap detail memberikan gambaran tentang betapa uniknya objek langit ini.
Jadi Komet Nonperiodik
Komet yang resmi dikenal sebagai C/2025 A6 (Lemmon) termasuk dalam kategori nonperiodik. Artinya, fakta Lemmon ini tidak memiliki periode orbit tetap seperti Komet Halley yang kembali dalam 76 tahun. Perkiraan Lemmon memerlukan waktu sekitar 1.350 tahun untuk menyelesaikan satu orbit mengelilingi Matahari dan sebagian besar dari waktu itu habis di Awan Oort, kumpulan objek es di tepi tata surya. Karena orbitnya yang panjang dan tidak tetap, keberadaan komet ini sulit ilmuwan prediksi dengan tepat.
Penemuan Lemmon pada tanggal 3 Januari 2025 oleh astronom David C. Fuls di Mount Lemmon Observatory memberikan kesempatan kepada astronom dan pengamat langit untuk melihat perjalanan unik komet ini. Pada awalnya, astronom memperkirakan bahwa Lemmon hanya akan mencapai magnitudo sekitar 10 yang membuatnya cukup redup dan bisa dilihat dengan teleskop profesional saja. Akan tetapi, pengamatan setelahnya menunjukkan bahwa kecerahan komet ini jauh lebih tinggi dari perkiraan awal.
Kecepatan dan Jalur Perjalanan Komet Lemmon
Saat pertama kali terdeteksi, fakta Komet Lemmon bergerak ke bagian dalam tata surya dengan kecepatan mencapai 130.000 mph (209.000 km/jam). Komet ini berasal dari tepi tata surya yang memiliki panjang perjalanan. Adanya kecepatan tinggi itu, komet ini menjadi objek yang mendapat perhatian dari komunitas astronomi.
Baca Juga: Galaksi Spiral NGC 6000, Pesona Kosmik dari Rasi Scorpius
Ketika mendekati matahari, gas dan debu yang ada di permukaan es komet mulai menguap. Tepatnya membentuk koma atau atmosfer tipis yang mengelilingi inti komet. Interaksinya dengan radiasi matahari serta angin surya kemudian membentuk ekor komet yang panjangnya bisa mencapai ratusan juta mil.
Berwarna Hijau dan Memiliki Ekor
Selain itu, adanya fakta Komet Lemmon memiliki warna hijau khas karena terdapat karbon diatomik (C2) dalam komanya. Gas ini memancarkan cahaya hijau ketika terkena radiasi dari matahari sehingga tampilannya sangat menawan di langit malam. Fenomena ini mirip dengan beberapa komet lain yang baru-baru ini terlihat, seperti C/2022 E3 (Komet Hijau) pada tahun 2023 dan 12P/Pons-Brooks (Komet Setan) pada tahun 2024.
Selain warna hijau, Lemmon juga memiliki ekor panjang yang terdiri dari es, gas dan debu. Pada akhir bulan September, angin surya yang hebat menyebabkan ekor kometnya bergetar dan tampak seperti berombak.
Dapat Terlihat Mulai Awal Bulan Oktober
Bagi para pengamat di belahan bumi utara, termasuk Indonesia, waktu yang paling tepat untuk melihat Komet Lemmon adalah di awal bulan Oktober 2025. Tepatnya sebelum matahari muncul. Thomas Djamaluddin, seorang ahli astronomi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyatakan bahwa komet ini akan mulai muncul di langit Indonesia pada bulan Oktober 2025. Posisi terdekatnya pada hari Sabtu, 20 Oktober 2025. Waktu terbaik untuk mengamati adalah sekitar pukul 04.00 WIB hingga sebelum matahari terbit di arah timur.
Selain itu, setelah tanggal 12 Oktober 2025, untuk mengetahui fakta Komet Lemmon secara langsung, siapa pun dapat lihat di malam hari setelah waktu Maghrib di barat. Setelah tanggal 15 Oktober, komet ini semakin mudah terlihat di malam hari dan pancarannya lebih cerah. Sementara akhir bulan Oktober, kecerahannya dapat mencapai magnitudo 2,5, yang berarti cukup jelas untuk disaksikan tanpa menggunakan teleskop jika cuaca mendukung dan tempat pengamatan tidak terlalu banyak polusi cahaya.
Baca Juga: NASA Deteksi Fenomena Semburan Flare Matahari
Itulah beberapa fakta Komet Lemmon yang menarik. Siapkan teleskop atau cukup lihat ke langit malam di bulan Oktober ini untuk menyaksikan Komet Lemmon yang penuh fakta menarik. Jangan sampai ketinggalan! Mungkin ini akan menjadi salah satu keberuntungan dalam hidup karena bisa menyaksikan bintang berekor langka kembali setelah ribuan tahun menghilang. (R10/HR-Online)