Dipo lokomotif Purwakarta merupakan salah satu peninggalan bersejarah di Kabupaten Purwakarta. Bangunan ini berdiri sejak tahun 1902. Pembangunannya bersamaan dengan dibukanya jalur kereta Cikampek-Purwakarta oleh Staatsspoorwegen (SS), perusahaan kereta api Hindia Belanda.
Baca Juga: Raja Tamperan Barmawijaya dan Kisah Tragis di Kerajaan Galuh
Dipo Lokomotif Purwakarta dan Sejarah Singkatnya
Dipo ini berfungsi untuk perawatan dan pergantian lokomotif. Lokasinya sangat strategis karena Purwakarta menjadi titik awal jalur menanjak menuju Padalarang dan Bandung. Oleh karena itu, setiap kereta api yang melintasi jalur pegunungan wajib mempersiapkan lokomotif tambahan di Purwakarta.
Dahulu, dipo ini menjadi saksi penting perjalanan kereta api cepat Batavia-Bandung. Jalur ini mempersingkat waktu tempuh dari 6 jam menjadi sekitar 2 jam 45 menit. Keberadaan dipo pun semakin vital untuk memastikan perjalanan kereta tetap lancar di lintasan pegunungan Parahyangan.
Pembangunan Jalur Kereta dan Tantangannya
Pembangunan jalur kereta lintas Batavia-Bandung melalui Cikampek dan Purwakarta bermula pada 29 Desember 1900. Jalur Karawang-Purwakarta dibuka pada 27 Desember 1902, disusul jalur Purwakarta-Padalarang pada 2 Mei 1906. Total panjang lintasan ini mencapai 97 km.
Medannya tidak mudah. Sebab, harus melintasi banyak sungai dan jurang dengan jembatan panjang sekaligus terowongan. Salah satunya adalah jembatan Cisomang yang memiliki ketinggian rel hingga 100 meter dari dasar lembah. Keberadaan infrastruktur ini menunjukkan betapa pentingnya jalur Purwakarta sebagai penghubung Batavia dan Bandung.
Masa Keemasan Dipo Lokomotif di Purwakarta
Pada awal abad ke-20, dipo lokomotif Purwakarta menjadi pusat aktivitas perawatan lokomotif uap. Saat itu, Stasiun Purwakarta berperan sebagai tempat pergantian lokomotif sebelum kereta melanjutkan perjalanan ke daerah pegunungan menuju Padalarang dan Bandung.
Selain itu, dipo juga menjadi lokasi pengisian air untuk lokomotif uap. Stasiun Palered yang berada di jalur ini turut membantu sebagai tempat persinggahan dan pengisian air bagi kereta api. Keberadaan dipo membuat Purwakarta dikenal sebagai salah satu simpul penting perkeretaapian di Jawa Barat.
Akhir Era Lokomotif Uap
Memasuki era 1980-an, penggunaan lokomotif uap mulai ditinggalkan. PT Kereta Api Indonesia (KAI) memensiunkan massal lokomotif uap lantas menggantinya dengan lokomotif diesel dan listrik. Akibatnya, dipo lokomotif Purwakarta tidak lagi beroperasi sebagaimana fungsi awalnya.
Baca Juga: Uang Logam Picis Cirebon, Warisan Mata Uang Kuno Nusantara
Meskipun demikian, bangunan masyarakat tidak merobohkan dipo ini. Tempat ini kemudian beralih fungsi menjadi kantor dan gudang persediaan. Kini pemerintah menetapan banngunan tersebut telah sebagai situs cagar budaya Kabupaten Purwakarta karena nilai sejarahnya yang tinggi.
Jadi Situs Bersejarah
Dipo ini terletak di Jalan Kampung Karang Layung No. 18 A, Nagritengah, Purwakarta. Lokasinya masih berada dalam area Stasiun Purwakarta yang juga terkenal dengan julukan “kuburan kereta”. Meski tidak lagi aktif, dipo ini tetap terawat.
Banyak pecinta sejarah dan kereta api yang datang untuk melihat bangunan bersejarah ini. Bangunan dipo yang bergaya kolonial ini memiliki daya tarik tersendiri. Terutama bagi penggemar fotografi dan penjelajah sejarah transportasi Indonesia.
Kuburan Kereta di Area Stasiun Purwakarta
Selain dipo, Stasiun Purwakarta juga populer sebagai tempat “kuburan kereta”. Di salah satu sisi emplasemen, terdapat tumpukan gerbong-gerbong tua yang sudah tidak beroperasi. Banyak KRL ekonomi non-AC lintas Jabodetabek yang berhenti beroperasi pada 25 Juli 2013 kini bersemayam di sini. Tumpukan gerbong kereta ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin melihat jejak sejarah perkeretaapian Indonesia.
Daya Tarik Wisata dan Edukasi
Dipo lokomotif Purwakarta tidak hanya menarik bagi pecinta sejarah. Banyak wisatawan yang datang untuk belajar tentang perkembangan transportasi kereta api di Indonesia. Lokasinya yang berdekatan dengan pusat kota membuat dipo ini mudah diakses.
Bagi penggemar fotografi, dipo ini menawarkan suasana klasik yang unik. Sementara bagi keluarga, tempat ini bisa menjadi sarana edukasi sejarah transportasi. Jadi, dipo ini bukan sekadar bangunan tua yang ditinggalkan.
Baca Juga: Situs Kuta Tanggeuhan Cianjur, Menguak Misteri Benteng Spiritual di Tanah Pasundan
Dipo lokomotif Purwakarta adalah saksi bisu perkembangan transportasi kereta api di Indonesia. Dari masa kolonial hingga modern, dipo ini menyimpan cerita tentang perjuangan membangun jalur kereta di jalur pegunungan yang menantang. Kini, meskipun tidak lagi berfungsi sebagai tempat perawatan lokomotif, dipo lokomotif Purwakarta tetap menjadi warisan sejarah yang layak kita lestarikan. Bagi Anda yang berkunjung ke Purwakarta, sempatkanlah datang ke situs bersejarah ini untuk menyaksikan jejak peradaban kereta api di Indonesia. (R10/HR-Online)