Buntut Ribut Wabup Garut vs Warga, Aktivis: Dulu Pengemis Suara Rakyat, Sekarang Arogan!

19 hours ago 11

harapanrakyat.com,- Aksi Wakil Bupati (Wabup) Garut, Putri Karlina, yang naik pitam saat ditanya warga soal realisasi janji politik, memicu gelombang kritik. Aktivis menilai Wabup Garut yang ribut dengan warga telah membuka tabir karakter asli pemimpin setelah mendapat mandat rakyat. Peristiwa yang jadi viral itu juga sekaligus memperlihatkan lemahnya etika dan komunikasi publik pejabat daerah.

Aktivis pemerhati kebijakan publik menilai, karakter pemimpin sering kali berubah ketika sudah terpilih menjadi kepala daerah. Etika dan kemampuan berkomunikasi dengan rakyat seharusnya menjadi prioritas dibanding sekadar elektabilitas.

Sebelumnya, Wabup Garut Putri Karlina kembali jadi sorotan usai videonya yang ribut dengan warga viral di media sosial. Dalam video, Putri terlihat marah ketika seorang pria bernama Edi menagih janji politiknya terkait program bantuan UMKM dan bantuan untuk warga miskin sebesar Rp2 juta per kepala keluarga. Menurut Edi, janji itu seharusnya ditepati karena rakyat telah memberikan mandat politik saat Pilkada.

Aktivis kebijakan publik Asep Muhidin menilai insiden itu menunjukkan karakter asli Putri sebagai pemimpin.

“Menurut saya wakil bupati memperlihatkan karakter aslinya, bahwa pribadinya arogan. Kan ketika ditanya janji politik, jawabannya harus politis. Misalnya, katakan sudah sebagian direalisasikan dan sisanya sedang berjalan. Kan bisa seperti itu,” ujar Asep, Kamis (9/10/2025).

Baca Juga: Hasil Laboratorium Sampel dari MBG Negatif Bakteri, Lalu Apa Penyebab Ratusan Siswa di Garut Alami Gejala Dugaan Keracunan?

Wabup Garut Ribut dengan Rakyat, Aktivis: Harusnya Bisa Merakyat!

Asep menegaskan, pemimpin hari ini harus bisa merakyat dan tidak menunjukkan arogansi seperti era Orde Baru.

“Harus bisa merakyat, jangan arogan seperti itu. Dulu saat Pilkada jadi pengemis suara rakyat, sekarang sudah berkuasa malah lupa,” tambahnya.

Menurut Asep, sikap arogan pemimpin dapat menimbulkan ketidakpercayaan publik dan dianggap mengkhianati mandat rakyat.

“Bahaya, rakyat sangat wajar bertanya tentang janji kampanye. Dulu mengobral janji manis, sekarang saat ditanya malah lupa daratan,” tegasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya komunikasi publik yang baik. Pemimpin seharusnya mampu mengayomi rakyat meski program belum sepenuhnya terealisasi, bukan justru terlibat adu mulut di depan umum.

Baca Juga: Viral! Wakil Bupati Garut Putri Karlina Cekcok dengan Warga yang Tagih Janji Politik

“Pemimpin otoriter mudah dikenali lewat media sosial. Seharusnya saat ada pertanyaan rakyat, dijawab dengan kepala dingin, bukan ribut-ribut. Komunikasi publiknya jelek, dan karakter aslinya muncul,” pungkas Asep. (Pikpik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |