harapanrakyat.com,- Beberapa waktu lalu, seorang warga Kabupaten Ciamis yang juga pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) curhat tentang utang melalui surat terbuka kepada Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM).
Dalam suratnya, pria inisial SM (60) itu mengaku hidup terlilit utang pasca pensiun. Bahkan ia harus meminjam ke tetangga untuk kebutuhan sehari-hari.
Dalam surat terbukanya yang ditulis dengan bahasa Sunda, SM menceritakan, uang pensiunnya habis untuk membayar cicilan bank. Bahkan, ia juga terjerat pinjaman online.
“Saya sampai harus pinjam ke tetangga hanya untuk kebutuhan pokok,” tulis SM dalam surat terbuka yang dititipkan kepada Harapanrakyat.com pada Juli 2025 lalu.
Ia mengaku ingin bersilaturahmi ke Lembur Pakuan, kampung halaman KDM di Subang, untuk menyampaikan langsung keluhannya. Namun, niat itu terhalang biaya transportasi.
“Saya hanya ingin menyampaikan langsung kepada Kang Dedi, semoga ada jalan keluar,” tambahnya.
Namun, KDM justru menegaskan bahwa Lembur Pakuan tidak akan melayani aduan terkait utang piutang. Menurutnya, banyak warga yang datang ke Lembur Pakuan dengan persoalan utang. Ia pun menegaskan pihaknya tidak akan melayani aduan utang piutang.
“Kalau soal utang piutang, itu tidak bisa kami layani di Lembur Pakuan,” kata KDM dalam video yang diunggah di TikTok dedimulyadiofficial, pada 10 September 2025 lalu.
Menurutnya, jika pemerintah membuka layanan pengaduan utang piutang, akan muncul antrean panjang warga yang ingin agar utangnya dibayarkan atau dimediasi oleh pemerintah. Hal itu dinilai bisa menimbulkan preseden buruk.
Meski begitu, KDM menegaskan bahwa Lembur Pakuan tetap terbuka untuk persoalan sosial kemanusiaan. Seperti bantuan pengobatan, transportasi warga kurang mampu, hingga pendampingan hukum gratis.
Tak Hanya Warga Ciamis yang Curhat tentang Utang dan Masalah Lainnya ke KDM
KDM juga membatasi jumlah warga yang bisa menyampaikan aduan langsung terkait persoalan keluarga. Ia menegaskan, mustahil menerima satu per satu curhatan warga karena akan menyita banyak waktu.
“Kalau semua harus saya terima, waktu saya akan habis hanya untuk mendengarkan curhat. Kadang saya di rumah bisa pulang jam 9 malam sampai jam 2 dini hari,” ujarnya.
Untuk tetap menampung aspirasi masyarakat, KDM mendelegasikan tiga staf yakni Windy, Mega, dan Haji Mumu di Lembur Pakuan agar warga tetap bisa dilayani. Meski begitu, ia mengakui masih ada yang merasa tidak puas.
“Ada yang sudah merasa cukup, tapi ada juga yang tetap ngotot ingin dilayani, terutama soal urusan hutang piutang,” tambahnya.
KDM menegaskan, Lembur Pakuan tetap terbuka untuk menerima kunjungan warga, dengan prioritas pada persoalan kemanusiaan. Namun, ia mengingatkan pihaknya tidak bisa memaksakan diri jika sudah melampaui kapasitas.
“Kalau kami sudah tidak mampu lagi membantu, tentu tidak bisa dipaksakan melayani ribuan orang dengan masalah utang piutang. Tapi untuk pulang, kami selalu siapkan transportasi sampai ke rumah masing-masing, baik dari Jabar maupun luar daerah, karena pertimbangan kemanusiaan kami utamakan,” jelasnya.
Baca Juga: Viral Pemain Preman Pensiun Pusing Urus Izin Masjid di MPP Garut, KDM Turun Tangan
Ia pun menyampaikan permintaan maaf jika pelayanan yang diberikan belum sepenuhnya memuaskan. “Kami berusaha memberi yang terbaik, tapi tetap berdasarkan kemampuan yang ada,” tutupnya. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)