harapanrakyat.com,- Perubahan iklim berdampak signifikan terhadap para petani. Di Garut, Jawa Barat, dampak musim yang berubah tersebut membuat serapan pupuk subsidi yang digunakan petani hingga bulan September baru 56 persen. Padahal seharusnya sudah di angka lebih dari 65 persen.
PT. Pupuk Indonesia selaku penyedia pupuk subsidi dan non subsidi, tak memungkiri serapan pupuk oleh petani di Garut baru mencapai 56 persen.
Serapan Pupuk Subsidi dan Non Subsidi di Garut Berubah Dampak Perubahan Iklim
Hal tersebut diduga dampak dari perubahan iklim yang mengakibatkan musim ikut berubah, dan mempengaruhi terhadap musim tanam hingga musim panen.
Baca Juga: BMKG Ungkap Dampak Perubahan Iklim Melanda Bumi Makin Mengerikan
“Serapan di Garut ini memang masih 56 persen, jadi memang banyak faktor, yang pertama kaitannya dengan musim. Karena dulu ada dampak el nino bergeser musimnya, masih terasa geserannya,” kata Account Eksekutif PT Pupuk Indonesia wilayah Garut, Bayu Aji, Selasa (23/9/2025).
Lanjutnya menyebutkan, hasil survei dan tatap muka bersama para petani di daerah, PT. Pupuk Indonesia kerap melakukan sosialisasi. Namun, kebutuhan pupuk yang diserap oleh petani mulai bergeser dari Oktober sampai Maret.
“Kalau kami turun ke lapangan hingga ke petani-petani selalu disampaikan, cuma kebutuhannya bergeser. Awal musim pemupukan Oktober sampai Maret itu yang musim terakhirnya bergeser,” terang Bayu.
Perlu Ada Inovasi Lajutan bagi Petani
Para petani harus mensiasati agar serapan pupuk subsidi baik ketika masa akhir tahun. Petani di Garut tidak melakukan pembibitan hingga penanaman, karena menunggu ketersediaan air.
Mereka mayoritas tidak bisa mengandalkan pengairan bagi lahan pertanian dari sumber irigasi teknis.
“Jadi ketika sebelum musim tanam disimpan, lalu dipakainya awal musim di tahun depan.
Petani tidak segera menanam karena menunggu ketersedian air, karena memang tidak seluruh lahan pertanian memiliki irigasi teknis,” jelasnya.
Data yang dihimpun hingga 20 September 2025, PT. Pupuk Indonesia mencatat jenis pupuk urea baru terealisasi 24.620 ton dari alokasi 5757.310 ton. Atau masih ada stok di angka 6.628 ton.
Baca Juga: Ketersediaan Pupuk Urea untuk Petani di Tasikmalaya Dipastikan Aman hingga Akhir 2025
Sementara untuk jenis pupuk form biasa baru terealisasi 35.853 ton dari alokasi 51.000 ton, atau masih ada stok 6.767 ton.
Bayu Aji menambahkan, perlu ada inovasi lanjutan bagi para petani yang mengandalkan sistem pengairan musim hujan.
Sehingga dengan dampak perubahan iklim tak membuat mereka risau atas hasil panen dan serapan pupuk subsidi saat musim tanam. (Pikpik/R3/HR-Online/Editor: Eva)