harapanrakyat.com,- Prevalensi stunting di Cimahi, Jawa Barat, semakin mengkhawatirkan. Saat ini saja kasus stunting di Kota Cimahi melonjak signifikan dan menjadi perhatian serius sejumlah pihak.
Dari hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilakukan Kementerian Kesehatan 2024, Cimahi tercatat menjadi daerah dengan kasus stunting terbesar kedua di Jawa Barat.
Prevalensinya mencapai 22,3 persen, ini berarti 22 dari 100 anak di Kota Cimahi mengalami gangguan pertumbuhan.
Penyebab Kasus Stunting di Kota Cimahi Tinggi
Baca Juga: Pemkot Cimahi Salurkan Bantuan Rastrada kepada 2.117 KPM di 15 Kelurahan
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, Mulyati mengatakan, sejumlah faktor yang menjadi sebab tingginya angka stunting di Cimahi. Diantaranya adalah rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengonsumsi makanan bergizi, sanitasi yang kurang memadai, hingga urbanisasi.
“Cimahi merupakan daerah urban yang memiliki mobilitas tinggi, juga banyak dihuni oleh penduduk baru. Termasuk sejumlah anak yang mengalami stunting. Kondisi seperti ini otomatis menjadi masuk ke dalam populasi Cimahi,” terangnya, Jumat (19/9/2025).
Lanjut Mulyati, kepadatan penduduk di Kota Cimahi membuat kondisi rumah sangat rapat satu sama lain, sehingga menyebabkan minimnya ventilasi sehat.
Selain itu, pola asuh dan belum optimalnya pemberian makanan untuk anak-anak, seperti rendah protein, kurangnya asupan gizi, serta pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) dan ASI eksklusif. Kemudian pemantauan tumbuh kembang anak juga dinilai belum merata.
Pentingnya peran ibu hamil rutin memeriksa minimal tujuh kali selama masa kehamilan berlangsung. Termasuk perilaku keluarga tentu saja sangat berpengaruh, seperti merokok di dalam rumah.
“Ekonomi yang minim membuat akses terhadap makanan bergizi menjadi sangat sulit. Banyak orang tua akhirnya memilih makanan yang hanya membuat kenyang saja, namun tidak memiliki kandungan gizi yang baik untuk anak,” ungkapnya.
Data SSGI dan E-PPGBM
Baca Juga: Kemenkes Minta Jawa Barat Turunkan Prevalensi Stunting ke 10 Persen
Meski SSGI menempatkan Cimahi berada di peringkat kedua terbesar di Jawa Barat. Namun dari aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) mengeluarkan angka kasus stunting di Kota Cimahi sebesar 10,27 persen.
“Walaupun terdapat sejumlah perbedaan antara data SSGI dan E-PPGBM, kita tetap harus waspada,” tambahnya.
Diketahui data SSGI merupakan hasil dari penelitian secara kaidah ilmiah. Sementara E-PPGBM mencatat langsung data anak per anak berdasarkan nama, alamat dan sebagainya. Akan tetapi menurut Mulyati, kedua data tersebut sama-sama penting. (Eri/R3/HR-Online/Editor: Eva)