Terkait Demo Mahasiswa di Kota Tasikmalaya, Kapolres Janji Tak Represif

3 hours ago 3

harapanrakyat.com,- Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Moch Faruq Rozi, menegaskan pihaknya tidak akan melakukan tindakan represif terhadap mahasiswa yang menyampaikan aspirasi melalui aksi demo. Hal itu ia sampaikan di hadapan puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Tasikmalaya saat mimbar bebas di Jalan dr. Soekardjo, Rabu (3/9/2025).

Menurut Faruq, penyampaian aspirasi merupakan hak seluruh warga negara yang wajib dihormati. Begitu juga dengan aksi demo mahasiswa di Kota Tasikmalaya.

“Petugas keamanan justru berkewajiban mengamankan dan mengawal proses penyampaian pendapat di muka umum, tentu dalam koridor peraturan perundang-undangan,” ujarnya.

Baca Juga: Ketua DPRD Kota Tasikmalaya Ogah Spill Gaji dan Tunjangan 

Dalam kesempatan itu, Faruq juga menyampaikan permohonan maaf atas insiden di Jakarta yang menewaskan ojek online (ojol), Affan Kurniawan. 

“Mudah-mudahan almarhum diterima amal ibadahnya. Kami doakan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” ucapnya.

Ia menegaskan, polisi yang terlibat dalam peristiwa tersebut akan diproses secara transparan. 

“Baik melalui kode etik maupun jalur hukum, semua tahapannya akan di-update agar masyarakat tahu jalannya proses hukum,” kata Faruq.

Faruq menambahkan, Polres Tasikmalaya Kota bersama Forkopimda, Pemkot, dan TNI berkomitmen tidak akan melakukan tindakan represif terhadap mahasiswa maupun masyarakat yang menyuarakan aspirasi.

Baca Juga: Mimbar Bebas di Tasikmalaya, Mahasiswa Sebut Tidak Ada Kabar Baik di Indonesia

“Kami mohon, jika dalam tugas masih banyak kekurangan, tolong kami dikritik dan diberi masukan. Kritik dari mahasiswa sangat kami butuhkan untuk perbaikan ke depan,” katanya.

Aksi Demo Mahasiswa di Kota Tasikmalaya

Sementara itu, sebelumnya diberitakan puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam PMII Kota Tasikmalaya menggelar mimbar bebas dengan mengusung tagar #TidakAdaKabarBaikDiIndonesia, Rabu (3/9/2025).

Dalam aksi itu, mereka berorasi secara bergantian, menyampaikan berbagai tuntutan, sekaligus mengecam tindakan represif aparat terhadap massa demonstrasi. Para aktivis juga mengutuk keras penembakan gas air mata oleh aparat kepolisian dan TNI di lingkungan kampus Unisba serta Unpas Bandung.

“Kami memilih tidak beraksi di Polres, Kantor DPRD, atau Kantor Pemkot Tasikmalaya. Ini bentuk sarkasme kami. Bahwa ruang berekspresi dan demokrasi di Indonesia saat ini sudah tidak ada,” ujar Ketua PMII Kota Tasikmalaya, Adriana Nugara. (Apip/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Read Entire Article
Perayaan | Berita Rakyat | | |