KEDUNGBANTENG - Suasana haru dan khidmat menyelimuti kompleks Pondok Pesantren Daarul Istiqamah, menyelenggarakan Haul ke 2 Almaghfurlah KH. Achmad Mansyur, pendiri pesantren yang disegani, Sabtu (31/05/2025).
Acara ini dirangkai dengan peringatan 1000 hari wafatnya putri Almarhum Nyai Nusrotin Rufaidah, yang dikenal berdedikasi tinggi dalam pendidikan Islam.
Kegiatan diawali dengan pembacaan tahlil yang dipimpin KH. Atiq Nurur Robbani (Gus Atiq) dari Kedunglemah. Suasana semakin syahdu dengan doa-doa yang dibacakan secara bergantian oleh sejumlah ulama dan kiai alim yang hadir.
Puncaknya, KH. Afif Syahri Mustasyar MWC NU Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Kabupaten Banyumas, menyampaikan tadkiroh, mengajak para hadirin untuk melanjutkan perjuangan para pendahulu, khususnya nilai-nilai pendidikan dan dakwah yang diwariskan KH. Mansyur.
Almaghfurlah KH. Achmad Mansyur adalah sosok ulama kharismatik yang membaktikan hidupnya untuk kemajuan pendidikan Islam. Ia lahir pada Sabtu Kliwon, 4 November 1944 di Kedunglemah, sebagai anak kelima dari enam bersaudara, putra pasangan Kiai Fadholi dan Nyai Naisem. Semangat keilmuanya diasah sejak muda di Pesantren Buntet Cirebon, berguru kepada KH. Murtadlo Said, dan dilanjutkan ke Pesantren Sarang di bawah asuhan KH. Maemoen Zubair. Di sana, beliau dikenal sebagai santri kesayangan yang kerap mendampingi Mbah Maemoen saat mengisi pengajian umum sebagai qori'.
Sekembalinya ke kampung halamanya aktif membina masyarakat lewat Majlis Taklim Lil Banat, yang kemudian tumbuh menjadi Pondok Pesantren Daarul Istiqamah. Tradisi mengajar anak-anak membaca Al-Qur’an selepas Magrib menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan beliau yang sederhana dan penuh keteladanan.
Dalam keterangannya kepada awak media,
Muhammad Nuh MSi, salah satu putra yang juga Kaprodi Ilmu Politik FISIP Unwahas, Nuh juga Wakil Sekretaris PWNU Jawa Tengah, menyampaikan bahwa haul ini merupakan wujud penghormatan dan rasa syukur atas jasa-jasa besar KH. Achmad Mansyur dalam membangun peradaban ilmu di tengah masyarakat.
“Haul ini sekaligus memperingati 1000 hari wafatnya Almh. Nyai Nusrotin Rufaidah, salah satu putri beliau yang mewarisi semangat ayahandanya dalam pendidikan. Keduanya adalah teladan dalam kesederhanaan, keikhlasan, dan ketekunan mengabdi pada umat, ” tutur Nuh
Dikesempatan itu, salah satu putra menantu, KH. Agus Fathuddin Yusuf Wakil Ketua PCNU Kota Semarang dan Sekretaris MUI Jawa Tengah, menambahkan KH Achmad Mansyur adik kandung KH Ridlwan Sururi yang terkenal Kiai Iket di Kedunglemah Kedungbanteng Banyumas. Dulu sama2 ngaji di Buntet Cirebon. Kemudian mengaji di Sarang Rembang dengan KH Maimoen Zubair
"KH. Achmad Mansyur dalam membumikan Al-Qur’an dan mencetak generasi berakhlakul karimah akan terus dilanjutkan oleh keluarga besar dan para santri Pondok Pesantren Daarul Istiqamah, " Imbuhnya.
Haul dihadiri oleh keluarga besar, para alumni, masyarakat sekitar, serta tokoh-tokoh ulama dari berbagai daerah. Selain menjadi ajang silaturahmi, haul ini juga menjadi pengingat pentingnya estafet perjuangan dalam membina umat dan menjaga nilai-nilai luhur Islam.
(Djarmanto-YF2DOI)